Luwuk Times — Kenaikan harga beras di Kabupaten Banggai sejak Februari 2023 hingga Maret 2023 memicu inflasi saat perilisan BPS Sulteng pada 1 April 2023 mendatang.
Pada Februari 2023, Kota Luwuk memang mengalami deflasi sebesar -0,05 persen dengan inflasi tahun kalender sebesar 0,69 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 6,73 persen.
Deflasi pada Februari 2023 dipengaruhi oleh turunnya indeks harga pada kelompok transportasi sebesar 0,85 persen. Diikuti pula oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,49 persen).
Deflasi juga dipengaruhi kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya yang mengalami penurunan 0,30 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,16 persen.
Di sisi lain, kenaikan indeks harga terjadi pada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,13 persen.
Kemudian diikuti oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,04 persen), dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,03 persen).
Sedangkan kelompok kesehatan, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran relatif tidak mengalami perubahan harga.
Beras termasuk dalam kelompok makanan, minuman dan tembakau yang memperlihatkan kenaikan sebesar 0,04 persen.
Sampai saat ini, di pasaran Kabupaten Banggai beras salah satu komoditas yang mengalami kenaikan cukup tinggi. Dari sekitar Rp8.500-Rp9.500 per liter, naik menembus Rp12.000 per liter.
Sebagai gambaran, saat harga cabai mengalami kenaikan, inflasi Luwuk pada Juli 2022 sebesar 0,86 persen.
Kemudian saat harga ikan mengalami kenaikan pada Januari 2022, Kota Luwuk mengalami inflasi sebesar 0,74 persen.
Meski begitu, pada pertemuan yang membahas stabilisasi harga, Jumat (17/03/2023) Bupati Banggai Amirudin berharap Kabupaten yang dipimpinnya ini tidak menjadi salah satu daerah yang memiliki tingkat inflasi tertinggi di Indonesia. * Asn
Discussion about this post