Iklan

Parpol

Kader Muda Penghafal Alqur’an 30 Juz Pimpin PKS Banggai

380
×

Kader Muda Penghafal Alqur’an 30 Juz Pimpin PKS Banggai

Sebarkan artikel ini
Rahmat Ilahi Ghufron

LUWUK, Luwuktimes.id— “Selamat kepada Ketua DPD yang baru, Ustad Rahmat Ilahi Ghufron Alhafidz. Sami’na wa atha’na,” demikian pernyataan pembuka Ustad Iswan Kurnia Hasan yang dilayangkannya kepada Luwuktimes.id Senin (28/12).

“Ustad Rahmat Ilahi Ghufron, seorang penghapal Alquran 30 juz menahkodai Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Banggai,” sambung Iswan.

Advertisement
Scroll to continue with content

Informasi ini dirilis Iswan yang juga mantan Ketua DPD PKS Banggai, setelah partainya sukses menggelar musyawarah daerah (Musda) ke V. Pemilihan yang dilaksanakan secara musyawarah itu berjalan lancar.

“Musyawarah untuk mufakat murni,” kata mantan anggota DPRD Banggai ini.

Iswan berujar, hari ini telah terjadi pergantian kepemimpinan di tubuh PKS Banggai. Regenerasi tanpa ambisi. Dan estafet kepemimpinan berpindah generasi. Dengan wajah yang lebih milenilal, partai Islam “rahmatan lil ‘aalamin” kembali melanjutkan amanah untuk melayani masyarakat Babasal.

Pergantian kepemimpinan berjalan syahdu. Proses regenerasi terlaksana dengan ikhlas dan penuh tanggungjawab. Tidak ada ambisi jabatan di dalamnya. Bahkan yang terpilih, tidak merasa akan dipilih. Atau tidak bersemangat untuk dijadikan pimpinan. Mereka lebih siap menjadi tentara daripada panglima. Lebih semangat menjadi jundi. Dari pada seorang qiyadah.

Proses pemilihan juga sambung Iswan dilaksanakan sesuai dengan prosedur. Mengutamakan demokrasi yang murni. Sejalan juga dengan prinsip musyawarah dalam Islam. Semuanya menentukan pilihannya dengan merdeka. Tanpa intervensi apapun. Semuanya memilih karena merasa akan mempertanggungjawabkan pilihannya di hadapan Allah Swt nanti.

Baca:  Partai Golkar dan Eksistensinya di Parlemen Lalong

Iswan mengaku, tidak ada arahan dalam grup WA untuk memilih yang lebih senior dan berpengalaman. Walaupun dengan alasan salah ketik. Tidak ada semangat penolakan antara satu dengan yang lain. Tidak ada kampanye sembunyi-sembunyi untuk mengkondisikan jajaran pimpinan. Atau melobi pimpinan di atasnya untuk memilih seseorang atau tidak memilihnya.

Justru yang terjadi adalah seorang kader lebih mengutamakan saudaranya yang dipilih dibanding dirinya sendiri. Tidak ada juga perubahan porsi suara yang terpilih. Walaupun dengan alasan dakwah dan kebaikan.

Teringat kembali sabda Rasulullah Saw, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim tentang regenerasi seorang pemimpin:

عن أبي موسى الأشعري -رضي الله عنه- قال: دخلتُ عَلى النَبيِّ -صلَّى الله عليه وسلَّم- أنَا ورجلاَن مِنْ بَنِي عَمِّي، فَقَال أحدهما: يا رسول الله، أمرنا على بعض ما ولاك الله -عز وجل- وقال الآخر مثل ذلك، فقال: «إِنَّا وَالله لاَ نُوَلِّي هَذَا العَمَلَ أَحَدًا سَأَلَهُ، أَو أَحَدًا حَرِصَ عَلَيهِ».

Dari Sahabat Abu Musa Al-Asyari ra., ia berkata, “Aku menemui Rasulullah Saw bersama dua orang anak pamanku. Salah seorang dari keduanya lantas meminta, “Wahai Rasulullah, perintahkan aku untuk menjabat sesuatu. Yang kedua juga meminta hal yang sama. Rasulullah lantas menegaskan, “Demi Allah, kami tidak akan memberikan jabatan kepada seseorang yang memintanya atau bersemangat untuk mendapatkannya.”

Baca:  Pintu Ketua Golkar Banggai Beniyanto Tamoreka ke Parlemen Senayan Terbuka Lebar

Letak keberkahan dalam kepemimpinan dalam Islam, bukan saat menjalani kepemimpinan dengan amanah saja. Tetapi proses menuju kepemimpinan juga berpengaruh dalam keberkahan saat memimpin. Proses yang baik, akan menghasilkan kepemimpinan yang penuh berkah.

“Itulah kira-kira yang saya rasakan saat regenerasi kepemimpinan di PKS Banggai. Hasil tarbiyah kepemimpinan terwujud nyata dalam proses regenerasi tersebut. Proses regenerasi yang tanpa ambisi. Pemimpin yang lahir, justru lebih siap untuk dipimpin dan bukan memimpin,” ujarnya.

Kepemimpinan hanyalah siklus. Sebab tidak semua harus memimpin. Tidak boleh juga semua menjadi jundi dan tidak ada pimpinan. Ketika kita memimpin maka yang lain menjadi jundi. Ketika yang lain memimpin, maka kita usahakan semaksimal mungkin untuk menjadi jundi terbaik.

Ibarat seorang Khalid bin Walid ra., yang justru lebih banyak mematahkan pedang melawan musuh, setelah menjadi seorang prajurit biasa. Bukan saat sebagai panglima.

Baca juga: 15 Bakal Calon Ketua Ramaikan Musda ke V PKS Banggai

(*/yan)

error: Content is protected !!