Religi

Kehidupan Ini Layaknya Selembar Kertas

416
×

Kehidupan Ini Layaknya Selembar Kertas

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi alif.id

AKTE kelahiran adalah kertas. Kartu imunisasi kertas. Piagam kelulusan kertas. Ijazah juga kertas. Semuanya hanya berupa kertas.

Akad nikah kertas. Paspor kertas. Surat kepemilikan rumah juga kertas. Resep dokter kertas. Undangan acara pun kertas.

Kehidupan kita layaknya kertas-kertas. Seiring waktu berlaku, dirobek. Kemudian dibuang.

Dunia itu semuanya terdiri dari kertas-kertas. Berapa banyak orang bersedih karena “kertas-kertas” yang dimilikinya. Dan berapa banyak orang begitu bahagia dengan “kertas-kertas” yang dimilikinya.

Tetapi, ada satu lembar kertas yang tidak mungkin dilihat manusia selamanya. Yaitu surat kematian. Maka persiapkanlah untuk menghadapi kematian. Karena itu adalah “kertas” terpenting.

“Orang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.” (HR at-Tirmidzi)

Umar ibn Khattab, khalifah kedua setelah Abu Bakar al-Shidiq, pernah berkata: 

أتيتُ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم عاشرَ عشرةٍ , فقال رجلٌ من الأنصارِ : من أكيَسُ النَّاسِ وأكرمُ النَّاسِ يا رسولَ اللهِ ؟ فقال : أكثرُهم ذِكرًا للموتِ وأشدُّهم استعدادًا له أولئك هم الأكياسُ ذهبوا بشرفِ الدُّنيا وكرامةِ الآخرةِ 

Baca:  Pesan Buat Perempuan tak Berhijab

”Bersama sepuluh orang, aku menemui Nabi SAW lalu salah seorang di antara kami bertanya, ‘Siapa orang paling cerdas dan mulia wahai Rasulullah?’ Nabi menjawab, ‘Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat’.” (hadits riwayat Ibnu Majah).

Ali bin Abi Thalib berkata:

Dua hal yang tidak akan kekal dalam diri seorang mukmin: “masa mudanya dan kekuatannya.”

Dan dua hal yang berguna untuk setiap mukmin: “akhlak yang mulia dan jiwa yang lapang.

Ada dua hal pula yang akan mengangkat derajat seorang mukmin: “sikap tawadhu (rendah hati) dan menolong kesulitan orang lain”.

Serta dua hal pula yang menjadi penolak bala’: “sedekah dan silaturahmi”

Baca:  Jangan Bangga …

Ada tiga fase hidup yang tampak lucu:

1. Masa puber. Anda punya waktu dan kekuatan tetapi tidak punya uang.

2. Masa bekerja. Anda punya harta dan kekuatan, tetapi tidak punya waktu.

3. Masa tua. Anda punya harta dan punya waktu, tetapi tidak punya kekuatan.

Inilah kehidupan, ketika kita mendapat sebuah karunia, maka akan hilang karunia yang lain.

Anda selalu yakin bahwa kehidupan orang lain, selalu lebih baik dari kehidupan kita. Dan orang lain pun meyakini, bahwa kehidupan kita lebih baik darinya.

Hal itu dikarenakan kita melupakan hal terpenting dalam hidup kita, yaitu bersikap Qanaah (mensyukuri apa yang kita miliki). 

Seandainya ada toko yang menjual kebahagiaan, anda akan melihat orang-orang akan berebut mendatanginya. Kemudian membelinya meskipun mahal.

Semoga kita ditingkatkan keimanannya ketakwaannya dan selalu mempersiapkan diri untuk akhiratnya. Amin Ya Rabbal Alamin. *

Jamal Sahil

error: Content is protected !!