Kecamatan

Nur Alam, Rumah Makan Sepuasnya dan Bayar Seikhlasnya

490
×

Nur Alam, Rumah Makan Sepuasnya dan Bayar Seikhlasnya

Sebarkan artikel ini

NAMBO, Luwuk Times.ID – Nur Alam Dj. Lapi, pria ini sudah hampir sepuluh tahun dipercayakan masyarakat untuk memimpin Desa Sayembongin di Kecamatan Nambo Kabupaten Banggai.

Dua periode menyandang status Kades Sayembongin, cukup banyak kebijakan yang dilahirkannya untuk membenahi, membangun, dan memajukan desa yang merupakan perbatasan Kecamatan Nambo dan Kecamatan Kintom tersebut.

Kini ia terinspirasi untuk membuka rumah makan berkonsep nirlaba yang di persiapkan untuk disinggahi siapa dan dari mana saja.

“Saya beri nama Makan Sepuasnya Bayar Seikhlasnya. Alhamdulillah, Allah memberikan saya inspirasi membuka rumah makan itu saat saya umrah tahun lalu,” tutur Ketua Forum Kades Nambo ini saat ditemui Luwuk Times di kediamannya, Jum’at (2/4).

Baca:  Rakor Dana Bantuan PT KFM di Desa Tuntung Bunta

Ada pula hal menarik yang wartawan Luwuk Times saat mengunjungi rumah makan tersebut. Di spanduk yang terbentang di depannya, juga tertulis “No Politik No Sara” mengartikan rumah makan tersebut mengajak kepada setiap orang untuk menanggalkan segala perbedaan dalam hal berbuat kebaikan.

“Saya pahami dan yakini bahwa berbagi kepada sesama itu tidak akan mengurangi harta yang kita miliki,” ujar Alam menceritakan semangat spiritual yang mendasari dibukanya rumah makan tersebut.

Ibu Sulastri, pengelola warung yang ditemui menyebutkan selama lima hari Senin hingga Jum’at warung dibuka.

“Biasa pagi sudah habis, kalau hari Jumat begini cepat habis. Tapi ada juga yang sampai sore,” ucapnya.

Baca:  Balita di Moilong Banggai Tewas di Saluran Irigasi

Menu disajikan, seperti masakan ayam goreng, berbagai jenis sayuran.

“Tiap hari 7 atau 10 liter beras kita masak. Orang dari luar desa yang sedang dalam perjalanan juga biasa singgah,” tambah dia.

Tidak hanya makan ditempat, konsep rumah makan yang satu-satunya hanya ada di Kabupaten Banggai itu juga memberikan pelayanan dinner out.

Nur Alam mengatakan pembayaran diserahkan sepenuhnya pada orang yang berkenan makan di warungnya.

“Terserah berapa saja, seribu dua ribu, atau gratis tidak bayar sama sekali, boleh,” ujarnya.

Uang pembayaran pun kata dia tidak diterima oleh kasir, tapi langsung di masukkan dalam kotak amal yang telah tersedia. *

(cen)

error: Content is protected !!