Kecamatan

Tolak Tambang Nikel, Ketua Adat Masama Siap Pimpin Demo

428
×

Tolak Tambang Nikel, Ketua Adat Masama Siap Pimpin Demo

Sebarkan artikel ini
Rahmat Djalil

LUWUK, Luwuktimes.id – Kepala Suku Andio yang juga Ketua Adat Masama, Rahmat Djalil tidak sekadar berstatemen keras. Dia juga siap memimpin aksi demo terkait akan beroperasinya pertambangan nikel di Kecamatan Masama Kabupaten Banggai. Komitmen itu disampaikan Rahmat kepada Luwuktimes.id, Kamis (24/12).

“Saya sendiri yang akan pimpin langsung demo penolakan pertambangan nikel di Masama,” tegas Rahmat.

Ditegaskannya, tidak ada ruang sama sekali untuk pertambangan nikel di wilayah Sempangan Kecamatan Masama. Karena titik yang dijadikan pertambangan merupakan daerah aliran sungai (DAS). Bagi Rahmat, itu sangat jelas bertentangan dengan norma hukum.

Belum lagi sambung dia, berdampak langsung terhadap irigasi sebagai sumber air bagi persawahan di wilayah Masama.

Baca:  Tambang Nikel di Masama Butuh 5 Kajian, Hendra: Jangan ada Pesan Sponsor

“Sangat aneh apa yang dikatakan oleh Kadis DLH (Dinas Lingkungan Hidup), bahwa tidak semua kehawatiran masyarakat itu benar. Malah dengan tidak adanya pertambangan nikel masyarakat tidak kuatir,” kata Rahmat.

Baca juga: Tambang Nikel di Masama Butuh 5 Kajian, Hendra: Jangan ada Pesan Sponsor

Perlu publik tahu sambung dia, Masama adalah lumbung pangan di Kabupaten Banggai terhitung sejak tahun 1982. Begitu pun pertambangan nikel bukanlah objek vital nasional, sehingga sangat riskan dipaksakan.

Ketika itu terjadi nilai Rahmat, maka yang diuntungkan hanyalah investor dan bukan rakyat. Jadi tekan dia, jangan jadikan warga Masama menjadi buruh tambang di negerinya sendiri.

Baca:  Hasil Sosialisasi, Masyarakat Masama Dukung Pertambangan Nikel

“Buka mata melihat kehancuran alam di Morowali dan Konawe. Dan untuk Dinas Pertambangan Propinsi, harus belajar dari bencana Padogala kemarin. Apakah Dinas Propinsi ingin kami warga Masama juga mendapat bencana,” tanya Rahmat.

Pilkada Banggai 2020 telah selesai. Hasilnya pun sudah diketahui. Sebaiknya kata Rahmat, dimasa transisi pemerintahan seperti ini sangat riskan apabila mengambil kebijakan urgen.

“Tunggu saja pemerintahan baru. Jangan terkesan hanya kejar setoran,” tutup Rahmat. *

(yan)

error: Content is protected !!