Selamat Hari Batik Nasional 2 Oktober
Oleh: Dr. Karmila P. Lamadang, S.H., M.Pd
TANGGAL 2 Oktober setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Sebuah hari penting yang mengingatkan kita semua akan kekayaan budaya bangsa yang begitu agung dan penuh makna.
Sejak diakuinya batik oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia pada tahun 2009, batik tidak hanya menjadi kebanggaan Indonesia, tetapi juga simbol identitas dan karakter bangsa.
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia dianugerahi beragam warisan budaya, dan batik adalah salah satu yang paling menonjol.
Di balik motif-motif yang rumit dan indah, batik menyimpan filosofi kehidupan, nilai moral, serta narasi panjang perjalanan bangsa.
Batik mengajarkan kita tentang kesabaran, ketekunan, kreativitas, dan spiritualitas. Maka, mengenakan batik bukan hanya soal penampilan, tapi juga bentuk penghormatan terhadap jati diri bangsa.
Batik dan Perempuan Muda
Bagi kami di Nasyiatul ‘Aisyiyah, batik memiliki tempat yang istimewa. Ia adalah bagian dari ekspresi budaya yang bisa dimanfaatkan dalam misi dakwah dan pemberdayaan perempuan muda.
Batik menjadi simbol kearifan lokal yang bisa menyatu dengan nilai-nilai keislaman. Kita percaya, bahwa mencintai batik adalah bagian dari mencintai tanah air dan menghargai karya para leluhur yang penuh nilai luhur.
Melalui batik, kita bisa menumbuhkan kecintaan generasi muda khususnya perempuan terhadap budaya bangsa. Kita bisa menjadikan batik sebagai media dakwah yang membumikan Islam rahmatan lil ‘alamin: santun, indah, dan menyentuh hati.
Batik Sebagai Dakwah Budaya
Dalam era modern ini, dakwah tidak hanya bisa dilakukan lewat mimbar, tetapi juga melalui karya budaya.
Batik bisa menjadi bagian dari itu sebuah jembatan antara tradisi dan nilai-nilai keislaman. Nasyiatul ‘Aisyiyah sebagai gerakan perempuan muda Muhammadiyah terus mendorong lahirnya kader-kader yang tidak hanya cerdas secara intelektual dan spiritual, tetapi juga peka terhadap budaya dan mampu merespons zaman dengan cara yang bijak.
Kami mendorong para kader dan masyarakat luas untuk:
- Menggunakan batik dalam berbagai kegiatan formal maupun nonformal sebagai bentuk cinta budaya;
- Mendukung para pengrajin batik lokal, terutama perempuan, agar terus berdaya secara ekonomi;
- Menjadikan batik sebagai bagian dari identitas diri, baik dalam berpakaian, berkarya, maupun berdakwah.
Di Hari Batik Nasional ini, mari kita jadikan batik bukan hanya sebagai pakaian, tapi sebagai gerakan. Gerakan mencintai budaya, menjaga identitas, dan memperkuat karakter bangsa.
Nasyiatul ‘Aisyiyah siap menjadi garda terdepan dalam melestarikan batik melalui pendekatan budaya yang inklusif, progresif, dan penuh nilai Islam.
Berbatik adalah berbudaya. Berbatik adalah bagian dari dakwah. Berbatik adalah bentuk cinta kita pada Indonesia. Selamat Hari Batik Nasional. Mari kita lestarikan, cintai, dan banggakan batik Indonesia. *
Penulis adalah Ketua Pimpinan Nasyiatul ‘Aisyiyah Kabupaten Banggai