JAKARTA— Teka-teki siapa pembunuh Pimpinan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Ismail Haniyeh pada Rabu (31/7/2024) terungkap.
Rupanya, Mossad, Badan Intelijen Israel telah menyewa agen dari Garda Revolusi untuk menanam bom di kediaman Haniyeh, tempatnya menginap untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran yang baru. Informasi demikian seperti dikutip dari napdapp.com.
Sebuah laporan oleh surat kabar The Telegraph menyatakan, Mossad mempekerjakan agen keamanan Iran untuk memasang bom di tiga ruangan terpisah di sebuah gedung tempat pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menginap.
Rencana awalnya adalah membunuh Haniyeh pada bulan Mei ketika dia menghadiri pemakaman mantan Presiden Iran, Ebrahim Raisi.
Dua pejabat Iran mengatakan kepada The Telegraph, operasi tersebut tidak dilakukan, karena banyaknya kerumunan orang di dalam gedung dan kemungkinan besar kegagalannya.
Sebaliknya, kedua agen tersebut menempatkan alat peledak di tiga kamar di wisma Garda Revolusi di Teheran utara, di mana Haniyeh seharusnya tinggal.
Para agen terlihat keluar masuk beberapa ruangan dalam beberapa menit, menurut pejabat yang memiliki rekaman pengawasan gedung tersebut.
Menurut sumber tersebut, para agen tersebut menyusup ke negara tersebut namun memiliki sumber yang masih berada di Iran.
Pada hari Rabu tanggal 31 Juli 2024, pukul 2 dini hari, mereka meledakkan alat peledak yang datang dari luar kamar tempat Haniyeh menginap.
Ledakan tersebut menyebabkan syahidnya Haniyeh, yang berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian.
Seorang pejabat Garda Revolusi Iran mengatakan kepada surat kabar The Telegraph dari Teheran: “Mereka sekarang yakin bahwa Mossad telah menyewa agen dari unit (Perlindungan Pendukung Mahdi),” mengacu pada unit Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab atas keselamatan para pejabat tinggi.
“Setelah penyelidikan lebih lanjut, mereka menemukan alat peledak tambahan di dua ruangan lainnya,” kata pejabat tersebut.
Pejabat kedua di pasukan elit militer Garda Revolusi Iran mengatakan kepada surat kabar Telegraph: “Ini adalah penghinaan bagi Iran dan pelanggaran keamanan besar.”
Pembunuhan Haniyeh di ibu kota Iran meningkatkan kekhawatiran tentang pengaruh Israel di Iran, menurut surat kabar tersebut.
Sumber tersebut menambahkan bahwa pemimpin Iran “memanggil semua pemimpin beberapa kali selama dua hari terakhir, dan dia menginginkan jawaban.”
Pembunuhan Haniyeh bertepatan dengan hari pertama Pezeshkian menjabat. Selama kampanye pemilihannya, Pezeshkian berjanji untuk memulihkan posisi Iran di panggung internasional melalui dialog. (stp/napdapp.com/*)
Discussion about this post