LUWUK – Bupati Banggai Ir. H. Amirudin berkesempatan mendampingi Gubernur Sulawesi Tengah Rusdi Mastura pada serangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup, di Kecamatan Batui, Selasa (07/06).
Peringatan Hari Lingkungan Hidup tersebut berupa Pelepasan Burung Maleo ke Habitatnya, yang berlangsung di PT. Donggi Senoro LNG.
Secara simbolis Burung Maleo, diserahkan langsung oleh Gubernur Sulteng dan Bupati Banggai kepada Ketua Pembina Komunitas Pecinta Maleo, Syafrudin Hinelo, yang nantinya akan di lepasliarkan ke habitatnya.
Turut hadir Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Toto Nurwant bersama rombongan, Kapolda Sulteng Irjen-Pol Drs. Rudi Sufahriadi, President Direktur PT. DSLNG Atsushi Hozumi, Direktur Urusan Korporasi Drajat Iman Panjawi, General Manager JOB Pertamina Medco EP Tomori Sulawesi, PT. Pertamina EP Donggi Matindok, Kepala BKSDA, Para Anggota DPRD Kabupaten Banggai, Para Pimpinan OPD Pemprov Sulteng, Para Pimpinan OPD Pemkab Banggai, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, dan Komunitas Pecinta Maleo.
Bupati Banggai H. Amirudin dalam sambutannya menyampaikan bahwa pentingnya Burung Maleo kembali ke habita aslinya.
Karena merupakan bagian dari eksosistem lingkungan hidup dan menjadi simbol adat dan budaya masyarakat Banggai, Balantak, dan Saluan.
“Ekosistem esensial merupakan sistem penyangga kehidupan yang berupa ekosistem atau wilayah yang memiliki keunikan dan fungsi penting dari habitat serta jenis,” ucap Bupati.
Eksositem Esensial
Lebih lanjut kata Bupati, ekosistem esensial dapat berupa ekosistem alami atau buatan.
“Tentu saja ekosistem esensial penting dikelola karena keunikannya, kekayaan hayati didalamnya serta keterikatannya dengan ekosistem lainnya,” ucap Bupati.
Sekaitan dengan itu, wilayah Kecamatan Batui merupakan wilayah yang kaya akan peradaban sejarah dan budaya, serta berbagai macam ritual adat, dan salah satunya yaitu Upacara Ritual Adat Pengantaran (Mombowa) Tumpe (Telur Burung Maleo) sebagai implementasi amanah leluhur Masyarakat Adat Batui Ke Banggai Kepulauan.
Oleh sebab itu kata Bupati, pelaksanaan Ritual Tumpe telah memberikan pesan sakral agar dapat menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan budaya serta persaudaraan di antara Etnis Banggai, Saluan Dan Balantak.
Sehingga tidak ada satupun kekuatan baik dari dalam maupun dari luar dapat mencerai beraikan tali persaudaraan yang telah di bangun oleh para leluhur selama ini.
Pemerintah Kabupaten Banggai saat ini, kata Bupati, terus memberi apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan-kegiatan yang positif untuk mempersatukan kebersamaan tanpa perbedaan dalam membangun komitmen kebangsaan yang kuat.
Guna mensukseskan dan mendorong pelaksanaan pembangunan daerah, sekaligus menjadi wahana membentuk masyarakat yang demokratis, sebagai konsekuensi logis dalam menghadapi segala perubahan, tutup Bupati.
(Bagian Protokol Dan Komunikasi Pimpinan Setda Kab. Banggai/nsr)
Discussion about this post