Oleh: Dimas
TOGEAN sangat dikenal dengan lautnya yang tidak saja mempesona, juga kaya akan sumber daya potensialnya. Di lihat dari letak geografisnya, Togean berada tepat di teluk Tomini. Realitas ini sangat menjanjikan bagi para masyarakat lokal dalam pengembangan sumber daya kelautan melalui daya saing industri kelautan.
Mata pencaharian utama masyarakat Togean adalah nelayan. Kenyataan ini tentu saja tidak lahir begitu saja akan tetapi berasal dari sejarah kekayaan laut khususnya sektor perikanan seperti ikan Katamba, Tuna, Baronang, Kakap, Tenggiri, dll. Hal ini membutuhkan strategi konseptual guna pengembangan kedepan lewat kebijakan yang bertumpu pada karakteristik lokal (local uniqeness).
Strategi konseptual dimaksud adalah IKAN. Akronim ini tak hanya mengandung makna sesungguhnya (denotatif), juga makna yang lebih luas, konseptual dan futuristik (konotatif). Strategi konseptual IKAN tidak saja menjadi visi pengembangan potensi sumber daya laut oleh Pemda Touna, juga menampung harapan masyarakat melalui Inovatif, Kolaboratif, Akuntabel dan Networking.
Inovasi merupakan strategi pengembangan sumber daya laut Togean melalui berbagai teknologi terbaru. Dengan menggunakan teknologi, pemda dan masyarakat dapat memanfaatkan cuaca panas dan gelombang laut sebagai energi alternatif. Listrik sebagai problem utama dapat dipecahkan melalui pemanfaatan kondisi lingkungan yang panas dibanding menggunakan bahan bakar terbatas, mahal, dan tak terbaharukan.
Sejauh ini sektor kelautan di Togean hanya bergantung pada pasokan listrik tenaga diesel. Dengan memanfaatkan kondisi alam yang sangat panas oleh cahaya matahari tentu saja akan menjadi potensi listrik yang menjanjikan, efisien, melimpah, dan tak terbatas. Secara teknis ada beberapa tahapan yang perlu dibangun dalam pemanfaatan teknologi surya, yaitu pembangunan solar panel.
Pengembangan sumber daya alternatif ini bertujuan untuk pembangunan green energy yang sustainable. Potensi ini dapat menambah daya mencapai puluhan megawat sehingga potensial mendongkrak perekonomian nelayan dan industri pengolahan ikan. Industri pengolahan dapat menjadi semacam smelter yang memproduksi ikan mentah/hasil olahan ikan skala makro menjadi kualitas eksport.
Kolaborasi, adalah strategi konseptual dalam pengembangan produk yang membutuhkan keterlibatan sejumlah aktor utama. Kolaborasi dimaksud dapat menggunakan pendekatan tripelhelix, pentahelix maupun collaborative governance. Dengan pembagian tugas dari stakeholders mulai akademisi, investor, masyarakat, internal pemerintah serta media tentu saja akan lebih mudah mencapai target pengembangan sumber daya kelautan.
Discussion about this post