ALANGKAH tenang nya hati, jika memilih maaf dari dendam. Memilih cinta dari benci. Memilih senyum dari amarah. Memilih syukur dari kufur. Memilih taqwa dari putus asa. Memilih sopan dari hinaan. Memilih diam dari banyak bicara. Dan memilih sabar dari kesombongan.
Jangan pernah membenci siapapun, sejahat apapun orang tersebut kepada kita.
Ringan memafkan kepada orang yg khianat sekalipun kepada kita.
Marilah kita lihat contoh Akhlakul karim Rasulullah SAW. Beliau sudah dicaci maki oleh pengemis Yahudi, tapi masih berbuat baik kepadanya.
Marilah kita mencontoi Akhlakul karim Rasulullah. Sabar, penyayang, tawaddu, suka menolong, pemaaf dan lainnya.
Seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sudut pasar Madinah Al-Munawarah selalu mengatakan “Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad. Dia itu orang gila. Dia itu pembohong. Dia itu tukang sihir. Apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya,” disetiap ada orang yang mendekatinya.
Pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad.
Rasulullah SAW selalu mendatanginya setiap pagi. Bukan untuk membalas segala hal yang dilakukannya. Melainkan untuk membawakannya makanan.
Rasulullah SAW juga selalu menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu tanpa berkata sepatah kata pun.
Kebiasaan Rasul ini berlangsung hingga menjelang Rasulullah SAW wafat.
Hingga tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu, karena Rasulullah telah wafat.
Suatu hari rumah Aisyah dikunjungi oleh ayahnya Abu Bakar yang kemudian bertanya, “Anakku, adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan?”
Aisyah pun menjawabnya, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah.
Hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja.” Abu Bakar kemudian bertanya kembali “Apakah Itu?”
Aisyah pun menjelaskan bahwa, Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana.”
Abu Bakar R.A pun pergi ke pasar untuk mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan pada keesokan harinya.
Namun, Ketika Abu Bakar menyuapinya, pengemis itu marah dan berteriak,
“Siapakah kamu?” Abu Bakar pun menjawab, “Aku orang yang biasa,” pengemis buta itu kembali berteriak mengatakan “Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku.
Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah.
Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri.”
Seketika, air mata Abu Bakar tidak dapat terbendung dan kemudian menangis seraya mengatakan “aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.”
Pengemis itu pun ikut menangis setelah mendengar cerita Abu Bakar R.A dan mengatakan “Benarkah demikian?
Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun.
Ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.”
Dan dihadapan Abu Bakar R.A, pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat.
Semoga kisah ini dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita serta selalu berbuat baik seperti yang dicontokan Rasulullah SAW. *
Jamal Sahil
Discussion about this post