BANGGAI, Luwuk Times— Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Banggai menuntaskan penyaluran bantuan Kelengkapan Individual Terpadu (KIT) untuk Siswa Kurang Mampu di 24 Kecamatan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kabupaten Banggai, Syafrudin Hinelo mengatakan, bantuan tersebut telah mulai sejak tahun 2022 yang berdasarkan pada Program Penyediaan Biaya Personil Peserta Didik.
Bantuan itu berupa seragam sekolah dan alat tulis kepada siswa jenjang TK, SD, dan SMP yang belum mendapatkan PIP.
Program tersebut kembali bergulir dengan lokasi sasaran bantuan adalah siswa kurang mampu tersebar pada 24 kecamatan.
Untuk jumlah penerima yakni SD 1.083 Siswa, SMP 640 Siswa, dan TK/PAUD 300 siswa.
Dalam pelaksanaannya, kata Syafrudin, siswa yang mendapat bantuan mendasari pada proposal usulan dari setiap sekolah beserta surat keterangan tidak mampu dari Kades atau Lurah.
Selanjutnya pihaknya melakukan verifikasi dan sinkronisasi terhadap data usulan PIP.
Edaran Mendagri
Penyaluran bantuan nanti tahun 2025, mengingat pertimbangan teknis oleh dinas yakni adanya surat edaran Mendagri terkait larangan bantuan sosial menjelang Pilkada.
Kedua, Disdikbud pada penghujung tahun membutuhkan waktu untuk verifikasi data usulan untuk PIP. Sehingga siswa yang tidak masuk usulan PIP, tercover untuk bantuan KIT Sekolah.
“Cut off PIP itu pada Desember. Bantuan seragamnya juga sudah ada. Sehingga kita petakan, yang tidak masuk di PIP, kami masukkan pada bantuan KIT ini,” papar Syafrudin.
Selain itu, pihaknya juga membutuhkan waktu untuk melakukan penyortiran seragam sekolah sebanyak ribuan unit.
“Kami sesuaikan dengan ukuran baju, celana, dan sepatu, serta topi siswa penerima supaya tidak tertukar. Jadwal dan wilayah penyaluran kami sesuaikan dengan bidang masing-masing. Karena mereka yang pengelola dan pelaksana kegiatan,” ucapnya.
Untuk memastikan bantuan tersebut tepat sasaran, ia meminta kepada Kooordinator Pendidikan pada setiap kecamatan, untuk mendampingi kepala sekolah menyerahkan langsung ke rumah siswa.
“Penyerahan bantuan ke rumah siswa, langsung kami foto menggunakan titik koordinat. Supaya guru bisa melihat kondisi rill siswa, tidak hanya berinteraksi di sekolah,” tegasnya. *
Discussion about this post