Bulan Mei, PT TSU membantu pemerintah desa. Dengan cara mengambil pasir dari hasil pengerukkan itu yang selanjutnya ada nilai kubikasinya. Dan pembayaran itu langsung ke desa bukan ke Kades Teku.
“Nilai kubikasinya itu di bayarkan ke desa dan bukan kepada Jufri Lasandre,” tegas Kades berkumis ini.
Unsur Muspika
Bahkan sambung eksponen Smile Win (Sofhian Mile-Herwin Yatim) pada Pilkada Banggai 2011 ini, saat transaksi turut hadir para unsur Muspika.
Dua pekan setelah penyerahan dana sebesar Rp 18,2 juta lebih itu, Jufri mengaku mengundang kembali perangkat desa, BPD, tokoh masyarakat dan unsur Muspika. Termasuk Kades Toweer dan perangkatnya.
Pertemuan itu dengan agenda pembagian uang hasil kubikasi. Alasan Jufri sehingga harus melibatkan pemerintah desa Toweer, karena sampai saat ini belum ada tapal batas resmi antara Teku dan Toweer.
Dalam rapat itu lahir kesepakatan bahwa dana itu menjadi bagian pendapatan dari dua desa
“Keputusan bersama rapat bulan April itu adalag pendapatan desa dua desa. Sehingga dibagi rata. Dan diterima langsung bendahara serta disaksikkan unsur Muspika,” kata Jufri sembari memperlihatkan berita acara.
Hal ini perlu ia luruskan. Sebab pasca pengambilan pasir, sempat viral di medsos. Mereka menuding Kades Teku bertindak sewenang-wenang. Bahkan sampai menuding Kades Teku pungli.
Bagaimana dengan penilaian bahwa lokasi pengerukkan itu berada diluar dari izin usaha pertambangan (IUP)?
“Benar itu luar IUP. Cuma hari ini kami berpikir bagaiamana tumpukkan pasir yang ada sepanjang muara itu agar berkurang. Lagi pula pengambilan pasir yang bernilai uang, kami tidak minta, tapi perusahaan yang berikan sebagai pendapatan desa,” jawab Jufri Lasandre. *
Discussion about this post