1. Niat yang Ikhlas
Setiap perbuatan dalam Islam harus diawali dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT. Dalam pernikahan, niat yang ikhlas akan menjaga pasangan dari berbagai niat yang tidak baik dan memperkuat ikatan mereka.
“إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى” (رواه البخاري ومسلم)
“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan (balasan) sesuai dengan niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Saling Menghormati dan Menghargai
Saling menghormati dan menghargai antara suami istri adalah kunci keharmonisan rumah tangga. Ini termasuk menghargai pendapat, perasaan, dan kontribusi masing-masing.
Firman Allah SWT:
“وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ” (النساء: 19)
“Dan bergaullah dengan mereka secara patut.” (QS. An-Nisa: 19)
3. Komunikasi yang Baik
Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting dalam pernikahan. Dengan komunikasi yang baik, pasangan dapat menyelesaikan masalah dengan lebih mudah dan mencegah kesalahpahaman.
Allah SWT telah berfirman
“قُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ” (الإسراء: 53)
“Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).” (QS. Al-Isra: 53)
4. Kerja Sama dalam Rumah Tangga
Kerja sama dalam mengurus rumah tangga akan menciptakan keharmonisan dan keseimbangan. Suami dan istri harus saling membantu dalam tugas-tugas sehari-hari.
Sabda Nabi SAW.
“خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ، وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي” (رواه الترمذي)
“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi)
5. Menjaga Kasih Sayang dan Romantisme
Menjaga kasih sayang dan romantisme adalah cara untuk memperkuat ikatan emosional antara suami dan istri. Hal ini bisa dilakukan dengan saling memberi perhatian, pujian, dan hadiah kecil.
Firman Allah SW.
“إِنَّ الرَّجُلَ لَيُؤْجَرُ فِي رَفْعِ اللُّقْمَةِ إِلَى فِي امْرَأَتِهِ” (رواه البخاري)
“Sesungguhnya seorang laki-laki akan mendapatkan pahala karena menyuapkan makanan ke mulut istrinya.” (HR. Bukhari)
6. Memperkuat Iman dan Taqwa Bersama
Pasangan suami istri harus saling mengingatkan dan mendukung dalam memperkuat iman dan ketaqwaan. Ini termasuk beribadah bersama, seperti shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir.
“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا” (التحريم: 6)
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6)
7. Bersabar dan Bertawakkal
Setiap rumah tangga pasti menghadapi ujian dan tantangan. Bersabar dan bertawakkal kepada Allah akan membantu pasangan menghadapi segala kesulitan dengan tenang dan bijak
“وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ” (البقرة: 45)
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.” (QS. Al-Baqarah: 45)
8. Mengikuti Teladan Rasulullah SAW
Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Mengikuti sunah-sunah beliau dalam berumah tangga akan membawa berkah dan kebahagiaan.
“النِّكَاحُ مِنْ سُنَّتِي، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي” (رواه البخاري)
“Pernikahan adalah sunnahku, maka siapa yang tidak suka kepada sunnahku, maka dia bukan dari golonganku.” (HR. Bukhari)
Pernikahan dalam Islam adalah sebuah perjalanan spiritual yang penuh dengan makna dan tanggung jawab. Dengan memahami nilai-nilai pernikahan dalam Islam, pasangan suami istri dapat menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis dan penuh berkah.
Melalui niat yang ikhlas, saling menghormati, komunikasi yang baik, kerja sama dalam rumah tangga, menjaga kasih sayang, memperkuat iman dan taqwa, bersabar, dan mengikuti teladan Rasulullah SAW, pernikahan akan menjadi sarana untuk meraih ridha Allah dan kebahagiaan yang sejati.
Semoga tulisan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai pernikahan dalam Islam dan menjadi panduan bagi pasangan suami istri dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis dan penuh berkah.
Perilaku Pasangan (Suami/Istri) yang Sering Merusak Harmonisasi Hubungan
Pernikahan yang harmonis adalah impian setiap pasangan. Namun, ada berbagai perilaku yang bisa merusak harmonisasi hubungan suami istri. Berikut adalah beberapa perilaku tersebut:
1. Kurang Perhatian dari Pasangan Suami Istri
Perhatian adalah salah satu bentuk kasih sayang yang sangat penting dalam pernikahan. Kurangnya perhatian dapat menyebabkan perasaan diabaikan dan tidak dihargai.
“وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ” (النساء: 19)
“Dan bergaullah dengan mereka secara patut.” (QS. An-Nisa: 19)
Sabda Tasululah SAW.
“إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُعْلِمْهُ أَنَّهُ يُحِبُّهُ” (رواه البخاري)
“Jika salah seorang dari kalian mencintai saudaranya, maka hendaklah dia memberitahukan bahwa dia mencintainya.” (HR. Bukhari)
2. Kurang Komunikasi dari Pasangan Suami Istri
Komunikasi yang buruk dapat menyebabkan banyak kesalahpahaman dan konflik dalam rumah tangga. Penting bagi pasangan untuk saling berbicara dengan baik dan terbuka.
“قُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ” (الإسراء: 53)
“Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).” (QS. Al-Isra: 53)
3. Selalu Membebani Pasangan dengan Sesuatu yang Tidak Sanggup Dipikul
Menuntut pasangan untuk melakukan sesuatu yang di luar kemampuannya akan menyebabkan stres dan ketidakpuasan. Islam mengajarkan untuk tidak membebani orang lain di luar kesanggupannya.
“لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا” (البقرة: 286)
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)
4. Selalu Minta Dilayani
Pernikahan adalah tentang saling melayani dan membantu, bukan hanya satu pihak yang selalu dilayani. Kebiasaan ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan dalam hubungan.
“خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ” (رواه الترمذي)
“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya.” (HR. Tirmidzi)
5. Suka Melakukan Sesuatu yang Tidak Disenangi Pasangan
Mengabaikan perasaan dan keinginan pasangan dengan melakukan sesuatu yang tidak disukainya dapat menyebabkan konflik dan kebencian.
“وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ” (النساء: 19)
“Dan bergaullah dengan mereka secara patut.” (QS. An-Nisa: 19)
6. Suka di Luar dan Jarang di Rumah
Terlalu sering menghabiskan waktu di luar rumah tanpa alasan yang jelas bisa membuat pasangan merasa diabaikan dan kesepian.
“إِنَّ الرَّجُلَ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ” (رواه البخاري)
“Sesungguhnya seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari)
7. Pasangan yang Berlaku Otoriter dan Pendapatnya yang Harus Diikuti
Sikap otoriter dalam pernikahan akan menghapuskan rasa hormat dan cinta. Islam mengajarkan musyawarah dalam mengambil keputusan.
“وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ” (الشورى: 38)
“Sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka.” (QS. Asy-Syura: 38)
8. Pasangan yang Pelit atau Kikir
Kepelitan dalam memberikan nafkah kepada keluarga dapat menyebabkan ketidakpuasan dan ketidakharmonisan. Islam menganjurkan untuk memberikan nafkah dengan baik dan cukup.
“وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ” (البقرة: 233)
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf.” (QS. Al-Baqarah: 233)
Rasulullah SAW bersabda:
كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يقوت: “Cukuplah dosa bagi seseorang dengan ia menyia-nyiakan orang yang ia tanggung.
(Abu Daud)
9. Selalu di Rumah dan Terlalu Banyak Aturan
Terlalu banyak aturan yang kaku di rumah dapat membuat pasangan merasa terkekang dan tidak nyaman. Islam menganjurkan keseimbangan antara kebebasan dan aturan.
“يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا، وَبَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا” (رواه البخاري)
“Permudahlah dan jangan dipersulit, berikanlah kabar gembira dan jangan membuat orang lari.” (HR. Bukhari)
10. Suka Marah dan Terlalu Cerewet
Marah yang berlebihan dan terlalu cerewet dapat menciptakan suasana yang tidak harmonis. Islam mengajarkan untuk menahan marah dan bersikap lembut.
“وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ” (آل عمران: 134)
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain.” (QS. Ali Imran: 134)
“لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ” (رواه البخاري ومسلم)
“Orang kuat bukanlah yang pandai bergulat, melainkan orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
11. Gila Urusan dan Suka Mengurus yang Bukan Wilayah Urusannya
Mengurus hal-hal yang bukan tanggung jawabnya dan terlalu sibuk dengan urusan luar bisa mengabaikan kewajiban dalam rumah tangga.
“مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ” (رواه الترمذي)
“Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak berguna baginya.” (HR. Tirmidzi)
Kesimpulan
Harmonisasi dalam hubungan suami istri adalah hasil dari usaha bersama untuk saling memahami, menghargai, dan bekerja sama. Setiap pasangan harus berusaha menghindari perilaku yang dapat merusak hubungan dan selalu berupaya untuk memperbaiki diri.
Dengan mengamalkan ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits, pasangan suami istri dapat membangun kehidupan rumah tangga yang bahagia, harmonis, dan penuh keberkahan. *
Discussion about this post