Luwuk, LUWUK TIMES – RSUD Luwuk turut mengikuti perayaan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Tahun 2023.
Dengan tujuan utama untuk peningkatan kualitas pelayanan, berbagai unit kerja mempresentasikan inovasi masing-masing, Senin (27/11/2023).
Presentasi dilakukan setiap peserta dihadapan Tim Juri yang terdiri dari Wadir 1 Ni Ketut Narsih S.KM., Wadir 2 dr. Budiyanto Uda’a Sp.KFR., M.Ked.Klin., dan Sekretaris BRIDA Banggai Iksan Budiono.
Direktur RSUD Luwuk dr. Yusran Kasim ME., mengatakan Inovasi yang berhasil lolos dari RS, akan diikutkan ke tingkat kabupaten.
Dari 23 inovasi yang didaftarkan seluruh ruangan/instalasi, sebanyak 14 inovasi berhasil lolos Tahap 2, sebagai berikut :
1. Ruangan Anggrek, Inovasi : Ruang Informasi dan Edukasi (Rindu).
2. Bank Darah, Inovasi : Membuat Komunitas Donor Keluarga/Pengganti Pasien Hemodialisa.
3. Laboratorium, Inovasi : Konsultasi Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pasien (Bis Kota Laboratorium).
4. Ruangan Ponek, Inovasi : Pesan Mama.
5. Ruangan Poliklinik, Inovasi : Anjungan Makanan dan Minuman Ringan Mandiri (Amamamia).
6. Ruangan Flamboyan, Inovasi : Melayani Pasien Dengan Kekompakan Tim Medis Secara Cepat Tanggap Dengan Kasih Sayang (Langkoyang).
7. Ruangan Perinatologi, Inovasi : Nesting, Metode Kanguru, Imunisasi (Mengasih).
8. Ruangan Tulip, Inovasi : Kemudahan Administrasi Rawat Inap Pasien Pulang (Kami Riang).
9. Ruangan IBS, Inovasi : Relaksasi Visual Berbasis Media : Inovasi mengatasi kecemasan menghadapai operasi.
10. Ruangan Seruni, Inovasi : Sikat Stroke (Siap Identifikasi Kegawatan Pasien Stroke)
11. Ruangan Rekam Medik, Inovasi : One For All
12. Sanitasi, Inovasi : Bank Sampah Kemiri (Kelola Limbah Mandiri).
13. Apotik, Inovasi : Layanan Titip dan Antar Obat (Nanti Taro).
14. Rehabilitasi Medik, Inovasi : Edukasi Fisioterapi Kepada Pasien/Keluarga (Edu Fisio).
15. Inovasi dari Manajemen RS : Gerakan Donasi (G-Kasih).
Setiap inovasi yang dipaparkan, diantaranya memuat latar belakang, deskripsi inovasi, SOP, target perubahan (outcome), tujuan, penerima manfaat, unsur kebaruan, sumber daya inovasi, dan waktu pelaksanaan.
Inovasi Pesan Mama oleh Ruangan Instalasi Kebidanan dan Kandungan (Ponek), Inovasi ini telah diimplementasikan sejak Tahun 2021.
Inovasi ini memiliki 4 tujuan, yakni mengurangi keterlambatan penanganan rujukan, meningkatkan kesiapan ruangan Ponek dalam penanganan rujukan, mengurangi Angka Kesakitan Ibu dan Bayi, serta menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
Terbukti Inovasi ini mampu mengurangi AKI hanya menjadi 2 kasus di Tahun 2023, dari 3 kasus di Tahun 2022, dan 5 kasus Tahun 2021.
“Inovasi ini bagus, pertahankan agar kasus AKI tidak bertambah hingga akhir tahun,” ucap Sekretaris BRIDA Banggai.
Untuk Nanti Taro oleh Ruangan Farmasi, pasien yang telah mendapatkan resep dari dokter, diarahkan untuk membawa resep obat ke Apotek Depo Rawat Jalan denga mengambil nomor antrian, selanjutnya pasien akan diberikan pilihan apakah akan menunggu atau tidak.
Jika tidak, maka pasien akan mengambil obat di Apotek terdekat dengan rumah pasien.
Jika pasien berada diluar kota Luwuk, obat akan dikirimkan melalui jasa pengiriman on line/kantor pos.
Inovasi ini memiliki outcome, salah satunya agar tidak terjadi penumpukan pasien dan keluarga di Poliklinik, serta tidak terjadi KNC dalam pemberian/penyerahan obat.
Satu lagi inovasi keren adalahEdu-Fisio, merupakan Edukasi secara teori dan praktek kepada pasien/ keluarga pasien untuk melakukan fisioterapi secara mandiri di rumah.
Latar belakang ide inovasi ini adalah Fisioterapi yang dilakukan secara rutin akan membantu memulihkan kondisi pasien agar bisa kembali melakukan aktivitas secara normal, sedangkan Fisioterapi di rumah sakit untuk pasien dalam seminggu maksimal dilayani 3 kali (khusus pasien yang menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan).
Sedangkan tujuannya adalah untuk memberikan edukasi secara teori dan praktek kepada pasien/ keluarga pasien untuk melakukan fisioterapi secara mandiri di rumah.
Evaluasi terhadap inobasi ini dilakukan setiap dua minggu sekali, dimana dokter melakukan evaluasi kepada pasien atas latihan (exercise) yang dilakukan secara mandiri dirumah, apakah tetap, diganti ditambah dan/atau dikurangi untuk porsi latihannya.
Fisioterapis, akan memberikan edukasi secara teori dan Praktek atas Instruksi dari dokter.
Alur pelaksanaan inovasi ini adalah dokter spesialis KFR melakukan pemeriksaan penilaian asesment untuk menegakkan diagnosis medik dan fungsional serta prognosis untuk mengarahkan menetapkan program terapi yang dibutuhkan, metapkan program exercise mandiri di rumah dan mengevaluasi hasil terapi.
Selanjutnya, fisioterapis melakukan tindakan exercise kepada pasin, dan memberikan edukasi secara teori dan praktek untuk pelaksanaan fisioterapi secara mandiri di rumah.
Dokter spesialis mengevaluasi hasil terapi termasuk exercise yang dilakukan secara mandin dirumah, apakah tetap, diganti ditambah dan/atau dikurangi untuk latihannya. *
Discussion about this post