Luwuk Times, Jakarta— Jurnalis koresponden Al Jazeera, Moamen Al-Sharafi tak kuasa menahan tangis. Mulutnya tetiba membisu ketika memaksakan diri untuk tetap melaporkan situasi di Gaza sekaligus menyampaikan secara live tentang 22 anggota keluarganya yang baru tewas.
Serangan bom pesawat udara militer Israel menghajar kediaman keluarga Moamen Al-Sharafi pada hari Kamis (6/12/2023) antara pukul 05.00 atau 06.00 subuh waktu Gaza atau siang waktu Indonesia.
Bom yang jatuh menghantam kediaman keluarganya menyebabkan ibu dan anaknya serta anggota keluarga batihnya dinyatakan syahid.
Al Sharafi mengatakan kepada Al Jazeera sebuah rudal peledak menghantam rumah mereka. Menyebabkan lubang yang sangat dalam di tanah, sehingga tidak ada satupun kru penyelamat yang mampu mencapai jenazah mereka.
Berikut laporan Moamen Al-Sharafi, koresponden Al Jazeera saat live.
“Kami juga dilarang menguburkan mereka secara bermartabat. Akibat dari kepungan Israel yang juga melarang warga Gaza yang tinggal di selatan atau yang mengungsi ke selatan untuk kembali ke utara, menguburkan saudara-saudara mereka, ayah mereka, ibu mereka, anak-anak mereka, kerabat mereka, orang-orang yang mereka cintai,” ungkap Moamen Al-Sharafi.
Setelah kalimat itu terucap, mata Moamen Al-Sharafi terlihat mulai berkaca menahan tangis. Mulutnya pun tetiba terdiam tak bisa bicara.
Sebuah serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi Jabaliya Gaza menewaskan anggota keluarga Jurnalis Al Jazeera, Moamen Al-Sharafi. *
(stp)
Discussion about this post