JAKARTA, Luwuktimes.id— Pemerintah telah memberikan izin penggunaan darurat delapan jenis vaksin Covid-19 untuk program vaksinasi di Indonesia.
Pada Sabtu (11/9/2021), Indonesia kembali menerima kedatangan vaksin tahap ke-57 dengan jenis vaksin Johnson & Johnson.
Jika dihitung dari kedatangan vaksin pertama pada Desember 2020, Indonesia sudah memiliki total lebih dari 232 juta dosis vaksin baik dalam bentuk bahan baku maupun vaksin dosis jadi.
“Indonesia untuk pertama kalinya menerima vaksin Johnson & Johnson berjumlah 500 ribu dosis,” kata Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono pada konferensi pers secara virtual, Sabtu (11/9/2021).
Berikut daftar vaksin yang digunakan di Indonesia beserta efikasinya:
1. Sinovac
Vaksin CoronaVac produksi Sinovac adalah vaksin pertama yang mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) pada 11 Januari 2021.
Berdasarkan siaran pers Badan POM, 11 Januari 2021, hasil analisis uji klinik menunjukkan efikasi vaksin CoronaVac di Bandung sebesar 65,3 persen.
Sementara, pada uji klinik fase 3 di Bandung, data imunogenisitas juga menunjukkan hasil yang baik.
Jumlah subjek yang memiliki antibodi untuk melawan virus tersebut yaitu 99,74 persen setelah 14 hari penyuntikan dan 99,23 persen setelah 3 bulan.
Dari studi klinik fase 3 di Indonesia, Turki dan Brazil selama 3 bulan setelah penyuntikan dosis yang ke 2 menunjukkan vaksin Sinovac aman dan tidak menyebabkan efek samping berat.
Efek samping vaksin hanya bersifat ringan berupa nyeri, iritasi dan sedang berupa pembengkakan sistemik, nyeri otot, demam dan gangguan sakit kepala.
Badan POM mengatakan, efek samping tersebut tidak berbahaya dan dapat pulih kembali.
2. AstraZeneca
Badan POM menerbitkan EUA untuk vaksin AstraZeneca pada 22 Februari 2021.
Mengutip siaran pers Badan POM, 9 Maret 2021, AstraZeneca merupakan vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Oxford University bekerja sama dengan AstraZeneca menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (ChAdOx 1).
Vaksin AstraZeneca menunjukkan efikasi sebesar 62,10 persen dengan dua dosis standard yang dihitung sejak 15 hari pemberian dosis kedua hingga pemantauan sekitar dua bulan. Hasil ini sesuai dengan persyaratan efikasi untuk penerimaan emergensi yang ditetapkan oleh WHO, yaitu minimal efikasi 50 persen.
3. Sinopharm
Badan POM memberikan izin penggunaan darurat vaksin Sinopharm produksi Beijing Bio-Institute Biological Product Co pada 29 April 2021, dengan nomor EUA2159000143A2 untuk vaksin dengan kemasan 1 vial berisi 0,5 ml (1 dosis) vaksin.
Vaksin Sinopharm telah menjalani uji klinik fase 3 di Uni Emirat Arab dan beberapa negara lainnya dengan 42.000 subjek uji.
Hasilnya, vaksin tersebut menunjukkan efikasi sebesar 78,02 persen. Sementara pengukuran imunogenisitas setelah 14 hari penyuntikan dosis kedua adalah 99,52 persen pada orang dewasa dan 100 persen pada lansia.
Secara umum keamanan vaksin dapat ditoleransi dengan baik dan frekuensi kejadian masing-masing efek samping tersebut adalah 0,01 persen (kategori sangat jarang).
4. Moderna
Pada 1 Juli 2021, Badan POM telah menerbitkan EUA untuk vaksin yang diperoleh melalui COVAX facility yang merupakan jalur multilateral dan diproduksi oleh Moderna TX., Inc Amerika Serikat.
Discussion about this post