Reporter Sofyan Labolo
LUWUK— Koordinator Aksi Kamisan Luwuk (AKL) Moh. Sugianto Adjadar sangat menyayangkan sikap Ketua GP Ansor Banggai terkait kasus kekerasan terhadap santriwati yang terjadi di Kecamatan Toili Kabupaten Banggai, belum lama ini.
Seperti terlansir salah satu media terbitan Kota Luwuk Kabupaten Banggai, Ketua Pemuda Ansor Banggai Moh. Ghazali Akbar mengatakan, dalam gerakan Aksi Kamisan Luwuk ditunggangi penumpang gelap yang tidak senang dengan NU.
Pernyataan inilah kata Gogo sapaan Moh. Sugianto Adjadar yang sangat disayangkan.
Menurut Gogo, komentar tersebut sangat tendensius dan bernuansa suudzon atau persangkaan yang buruk yang seharusnya tidak terucapkan oleh pimpinan salah satu ormas kepemudaan terbesar di Indonesia.
Karena sangat jelas salah satu asaz GP Ansor adalah Ketuhanan Yang Maha Esa serta salah satu tujuannya adalah menegakkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Ja- ma’ah dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Komentar ketua Pemuda Ansor Banggai ini bagi saya tendensius dan suudzon. Karena langsung menuduh tanpa ada bukti dan jelas bertentangan dengan tujuan ajaran Islam Ahlussunnah wal Ja- ma’ah” terang Gogo dalam rilisnya kepada Luwuk Times Jumat (28/01/2022).
Koordinator AKL juga mengatakan, Indonesia adalah negara hukum. Dan bagi Gogo, GP Ansor adalah garda terdepan dalam penegakan hukum dalam bingkai NKRI.
Jadi sambung Gogo terkait evalusi Pondok Pesantren di Toili yang menurut Moh. Ghazali Akbar adalah milik warga NU, maka sudah sepantasnya evaluasi, demi nama baik NU sebagai ormas agama terbesar di negara ini. Dan memang diatur dalam Peraturan Menteri Agama nomor 30 tahun 2020.
“Semangat NU adalah menciptakan masyarakat Rahmatan lil ‘Alamin yang mengasihi dan mencintai sesama mahluk Allah. Saya kira masyarakat NU adalah sahabat – sahabat yang cerdas dan toleran serta menjunjung tinggi penegakan hukum,” tegas Koordinator AKL.
Terkait dengan ini Gogo juga berencana akan menyurat kepada Kementerian Agama dan PB NU. Apalagi menurutnya Gus Men (Yaqut Cholil Qoumas) selaku menteri Agama adalah juga Pimpinan GP Ansor.
“Kami akan menyurat ke Kementerian Agama dan PB NU. Gus Men dan Gus Yahya harus mengetahui apa yang terjadi. Karena sebagai Kiayai mereka adalah teladan bagi kita dalam bertindak dan bersikap kita butuh bimbingan mereka,” tutup Mahasiswa Fakultas Hukum Untika Luwuk tersebut. *
Discussion about this post