Reporter Sofyan Labolo
LUWUK— Sejumlah kritikan publik teralamatkan buat Forum Kota (Forkot) Kabupaten Banggai.
Sampai-sampai pelaksana kegiatan berlabel pameran pembangunan dan festival budaya Banggai bersaudara ini disebut mengkomersilkan fasilitas publik di ruang terbuka hijau (RTH) Teluk Lalong sebagai pusat kegiatan.
Ketua Forkot Banggai, Hasbi Latuba memberi jawaban atas tuduhan yang baginya tak berdasar tersebut.
“Tidak ada penjualan fasilitas publik. Yang benar panitia menjual tenda besi bagi mereka yang ingin menempatinya sebagai stand,” kata Hasbi kepada Luwuk Times, Selasa (22/03/2022) tadi malam.
Ia menjelaskan, dari 50 tenda besi yang ada, hanya 44 terjual. Memang kata Hasbi, tenda besi berbandrol Rp 5 juta. Tapi itu peruntukannya bagi OPD lingkup Pemda Banggai dan perusahaan swasta.
Sedang tarif Rp 4 juta, peruntukannya pada kalangan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Dari keseluruhan tenda tentu kata Hasbi, mendapatkan jaringan listrik. Dan panitia pelaksana yang membayar ke pihak PLN.
“Kalau soal instalasi masuk ke setiap stand, sudah pasti menjadi tanggungan setiap stand. Seperti membeli bohlam lampu dan pembatas,” ucap Hasbi.
Namun jaringan menjadi tangungan panitia yang didapat dari setiap penjualan stand tenda besi.
“Jadi kalau ada yang bilang kita jual fasilitas, fasilitas mana yang kita jual. Yang benar kita menjual tenda besi. Tenda besi itupun kita sewa dan bayarkan ke pemiliknya. Sisanya kita bayarkan untuk listrik,” jelas Hasbi.
Sebagai penyelenggara tambah Hasbi, Forkot Banggai memahami betul suasana kebatinan publik. Karena memang terlihat ivent ini cukup besar. Namun ini kami lakukan hanya karena kebesaran hati.
Dengan harapan slogan Banggai Bersaudara bisa familiar dan multiplayer efek bisa menghidupkan sentra ekonomi, khusunya kalangan PKL, sehingga ekonomi bisa berputar. *
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik: Luwuk Times
Discussion about this post