LUWUK— Tim ASN Kabupaten Donggala protes terhadap skuad ASN Kabupaten Banggai, pada lanjutan turnamen ASN Sulteng 2022 yang dilaksanakan di Kota Palu, Senin (24/5/2022) lalu.
Keberatan tim ASN Donggala lantaran menuding kesebelasan ASN Banggai memakai pemain yang bukan ASN.
Tim ASN Banggai pun meladeni protes itu, dengan memberi keterangan kepada Luwuk Times.
Menurut pelatih tim ASN Banggai, Darmanto Budi Jumat (27/05/2022), selain mengabaikan protes dari tim ASN Donggala, pihaknya juga menyesalkan sikap panitia pelaksana.
Pasalnya, tidak hanya timnya yang menggunakan tenaga honorer sebagai pemain dalam skuad. Akan tetapi tim ASN kabupaten lain juga merekrut pemain yang bukan ASN.
“Kami tim Banggai meyakini bahwa hampir semua tim memakai tenaga honor dalam gelaran ASN cup tahun ini,” ucapnya.
Bahkan ia mengindikasikan ada pemain ASN Donggala yang bukan ASN.
“Kami juga mencurigai pemain nomor 10 dari tim ASN Donggala bukanlah seorang ASN,” kata Anto-sapaannya.
Mestinya sambung mantan pemain club Simpong Putra ini, panitia pelaksana bersikap adil, dengan mengakomodir surat protes yang diajukan tim ASN Banggai.
Pasalnya, setelah kami layangkan surat protes, tapi tak mendapat respon panitia. Dengan alasan protes hanya bisa dilakukan 1×24 jam setelah pertandingan.
Padahal para pemain tersebut sambung Anto, telah ikut bermain dalam pertandingan.
“Kami minta panitia adil dalam menyikapi permasalahan ini. Jangan berat sebelah,” cetus Anto.
Bersikap Ksatria
Masih dengan komentar pelatih ASN Banggai ini, andaikan tim kami sebagai pihak ASN Donggala, kami akan bersikap kesatria, dengan tidak akan main pada babak selanjutnya, karena tahu telah kalah.
Dalam sanksi yang diberikan panitia, Anto mengaku sangat memberatkan tim ASN Banggai. Seakan-akan kompromi diberikan dengan catatan kemenangan buat tim Donggala, dan tim ASN Banggai terhindar dari skorsing 3 tahun.
“Keputusan ini terkesan mengintimidasi tim kami. Dan inspektur pertandingan cenderung berat sebelah,” nilai Anto.
Jika panpel tegas lanjut dia, seharusnya semua tim harus dilakukan investigasi menyeluruh. Tapi kali ini hanya tim Banggai saja yang diberlakukan seperti itu.
“Kalau memang panitia menegaskan aturan, kami tidak permasalahan ketika kena hukuman 3 tahun. Tetapi kami masih bisa melaksanakan pertandingan 8 besar. Bukannya tim ASN Donggala yang semua orang tahuu mereka takluk dari kami. Dan bagaimana mungkin tim yang jelas kalah dan bisa maju ke babak berikutnya,” tegas Anto Budi.
Lagi pula pihaknya merasa selama gelaran ASN Cup selalu dirugikan, mulai dari kepemimpinan wasit yang berat sebelah sampai dengan panpel yang tidak profesional dalam pengelolaan karcis.
“Fakta itu ada ketika insiden dengan menahan pemain kami serta berlaku tidak sopan terhadap pemain kami,” ungkap mantan pemain persibal Banggai ini.
Atas nama tim ASN Banggai, Anto Budi meminta kepada Gubernur Sulteng untuk dapat mengevaluasi panitia pelaksana. Bahkan ia berjanji akan melaporkan hal ini kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Sulteng agar peristiwa ini tidak terjadi pada event mendatang.
Pada penghujung komentar, Anto Budi menegaskan bahwa skuad ASN Banggai tetap akan datang bertanding melawan tim Morowali pada Minggu nanti, sesuai jadwal 8 besar. *
Discussion about this post