“Jika kemudian ada pemikiran melecehkan, pandang enteng atau mendikotomi perguruan tinggi lainnya, tentu pernyataan ini terlalu reaksioner, keras dan terkesan politis”
Muh. Ramdan Bukalang, Tenaga Ahli FPG DPRD Banggai
LUWUK– Komentar Farid Haluti berkapasitas sebagai Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Luwuk, mendapat tanggapan balik.
Selain Tenaga Ahli Fraksi Partai Golkar (FPG) DPRD Banggai, komentar mantan Rektor Unismuh Luwuk itu juga mendapat respon dari kalangan akademisi Untika Luwuk.
Menurut Tenaga Ahli FPG DPRD Banggai, Muh Ramdan Bukalang kepada Luwuk Times, segala pertimbangan dan saran yang tersampaikan para anggota Fraksi Golkar dan fraksi lainnya dalam pansus adalah hal baik dan sah-sah saja.
Apalagi orientasi para wakil rakyat parlemen lalong itu adalah untuk pembangunan daerah kedepannya, khususnya dalam hal menunjang peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Banggai.
Sehingga sambung Ramdan, saat pansus Ketua Komisi 1 DPRD Banggai, Irwanto Kulap meminta agar pada pansus kali ini dapat melahirkan point-point rekomendasi yang dapat dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
Salah satunya adalah melibatkan universitas lokal dalam melakukan kajian ilmiah terhadap potensi PAD.
Bagaimana dengan pernyataan Farid yang menyebut statemen Irwanto Kulap itu sebuah pelecehan bagi Unismuh Luwuk?
Terlalu Reaksioner
Ramdan kembali berujar, jika kemudian ada pemikiran melecehkan, pandang enteng atau mendikotomi perguruan tinggi lainnya, tentu pernyataan ini terlalu reaksioner, keras dan terkesan politis.
Sebab sampai saat ini tim pansus masih sedang bekerja. Sehingga belum ada keputusan final.
Adapun kemungkinan harapan dan masukan dari pihak manapun terkait pelibatan universitas tertentu dalam kajian ilmiah tentang PAD bagi Ramdan tentu sah-sah saja, selama mekanisme dalam penyampaian masukannya baik dan benar.
“Saya kira tidak ada niat atau pemikiran dari anggota fraksi kami seperti apa yang pikirkannya. Jika pernyataan Irwanto Kulap saat itu merujuk pada salah satu nama universitas, itu karena pihak akademisi universitas tersebut sejak lama menghubunginya jauh sebelum Pansus. Apalagi beberapa akademisi universitas itu meminta untuk terlibat serta bersedia berkontribusi dalam melakukan kajian ilmiah soal sumber PAD tanpa pamrih,” ucapnya.
Sementara itu, akademisi Untika Luwuk Abd.Rauf berpendapat, pernyataan Irwanto Kulap itu hanya sebagai perumpamaan dalam menyebut nama Untika yang notabene milik Pemda.
Dan tahun ini telah mendapat bantuan hibah dan pembangunan. Sehingga melahirkan bahasa harusnya Untika kembali memberi kontribusi pikiran untuk kemajuan daerah melalui riset yang dibutuhkan daerah.
Artinya pertegas Abd. Rauf, tidak menutup kemungkinan Universitas Muhamadiah juga akan terlibat.
Farid Haluti Keberatan
Sebelumnya, Farid Haluti menegaskan, mestinya Irwanto Kulap sebagai anggota DPRD Banggai, jangan hanya melibatkan Untika Luwuk.
Karena terkesan kata dia, Unismuh Luwuk tidak punya kemampuan untuk melakukan tugas-tugas bersama dengan pemerintah daerah.
Bahkan Farid secara tegas menyebut pernyataan Irwanto yang juga Sekretaris FPG DPRD Banggai ini merupakan pelacehan terhadap Unismuh.
Memang sambung Farid, Unismuh milik perserikatan Muhammadiyah, yang dipersembahkan untuk bangsa dan juga daerah.
Akan tetapi ucap dia, jangan ada lagi dikotomi antara Unismuh dan Untika Luwuk. Sama-sama perguruan tinggi lokal yang siap membangun daerah.
Kembali mempertegas statemennya bahwa itu merupakan pelecehan buat Unismuh Luwuk.
“Saya selaku Ketua BPH sangat keberatan dengan pernyataannya Wanto. Mestinya cukup katakan perlu gandeng perguruan tinggi lokal, walaupun nanti pada akhirnya Unismuh tidak dlibatkan,” katanya.
“Seakan akan Unismuh tidak mampu atau karena bukan milik Pemda. Jadi tidak mo dlibatkan dalam kegiatan Pemda,” sambung Farid. *
Discussion about this post