Alfaqir H. Suardi Kandjai
KETIKA Khalifah Ali bin Abi Thalib sedang dalam perjalanan menuju Kufah, beliau melewati sebuah kota bernama Anbar.
Mengetahui Khalifah melewati kota mereka, para penduduk kota itu mulai dari pejabat, tokoh masyarakat hingga masyarakat awam, merasa begitu gembira.
Mereka begitu antusias menyambut kedatangan Khalifah. Mereka berlarian dan bersorak sorai.
Menyaksikan hal tersebut, Khalifah pun berkata: Mengapa kalian seperti ini.
“Ini sebagai bentuk rasa hormat yang kami persembahkan kepada para pemimpin kami. Dan ini sudah menjadi sebagian dari tradisi kami,” ujar warga kota.
Lantas Khalifah Ali bin Abi Thalib pun memberikan nasehat. Sesungguhnya, bukan tidak boleh kalian memuji dan menyanjung seseoang. Karena memuji atau dipuji, asalkan dilakukan secara bijak dan tidak berlebihan.
“Karena memuji seseorang melebihi dari kapasitas yang dia miliki, sama saja kita menjilatnya. Tetapi sebaliknya melalaikan pujian bagi orang yang berhak menerimanya menunjukkan kedengkian,” ujar Ali bin Abi Thalib
Kisah di atas mengingatkan agar kaum muslimin, betapa budaya pujian saat ini yang cenderung berlebihan dapat menjadi bagian dari bencana lidah MIN AFAt AL LISAN yang sangat berbahaya.
Tentang bahaya budaya memuji Rasulullah SAW juga pernah bersabda. “Berhati-hatilah dalam memuji, menyanjungnya secara berlebihan, karena sesungguhnya perbuatan itu adalah penyembelihan”. (HR Bukhari).
Dari Abu Bakrah, ia menceritakan bahwa ada seorang pria yang disebutkan dihadapan Rasulullah SAW, lalu seorang hadirin memuji-muji orang tersebut.
Menyaksikan itu kemudian Rasulullah SAW bersabda:
Celaka engkau. Engkau telah memotong leher temanmu (diucapkan oleh Nabi berulang kali dihadapan sahabatnya. Jika salah seorang diantara kalian terpaksa harus memuji, maka ucapkanlah, Saya kira si fulan demikian kondisinya. Jika dia menganggapnya demikian. Adapun yang mengetahui kondisi sebenarnya adalah Allah SWT, dan janganlah mensucikan seorang dihadapan Allah SWT. (HR. Bukhari)
Imam Ghazali menyebutkan, ada enam bahaya (keburukan) yang akan timbul dari budaya memuji atau menyanjung.
Empat keburukan kembali kepada orang yang memberikan pujian. Dua keburukan didapatkan kepada orang yang dipuji.
Diantara keburukan yang tombul akibat pujian dan sanjungan yakni
1. Dapat melakukakan pujian secara berlebihan, sehingga ia terjerumus dalam dusta.
2. Ia memuji dengan berpura-pura menunjukkan rasa cinta dan simpati yang tinggi, padahal sesungguhnya dalam hatinya tidak, dalam hal ini ia berbuat hipokrit dan hanya “mencari muka” atau sama dengan seorang penjilat.
Discussion about this post