LUWUKTIMES.ID — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai politik (parpol) yang terancam kehilangan kursi di dapil I Banggai.
Pendominasian perolehan suara oleh dua parpol di dapil yang menyiapkan 9 kursi ini, membuat nasib PKS berada di ujung tanduk.
Konstelasi yang cukup menyakitkan ini tak ditampik Ketua DPD PKS Kabupaten Banggai, Rahmat Ilahi Ghufron.
“Indikasi ke arah sana. Dapil I kami di ujung tanduk,” kata Rahmat yang dihubungi Ahad (18/02/2024) semalam.
Rahmat tak merincikan tentang angka perolehan suara PKS di dapil “neraka” itu. Sehingga ia harus mengakui bahwa partainya zero kursi di dapil kota tersebut.
“Kami memiliki tim tabulasi. Tapi kami tetap menunggu real count KPU,” ucap Rahmat.
Bagaimana dengan dapil II Banggai, yang kabarnya PKS juga terancam tidak punya wakil di parlemen lalong.
Jawaban Rahmat bernada pesimis.
“Dapil II Banggai, saya belum dapat info lengkap. Karena beberapa wilayah susah kita akses datanya. Info yang kita dapat sepotong,” ucapnya.
Sebenarnya sambung Rahmat, pihaknya mendapat arahan atau instruksi dari DPP PKS.
Yang meminta kepada KPU Banggai untuk merampungkan dulu data perolehan suara, barulah dilaksanakan pleno pada tingkat PPK.
Alasannya, karena tahapan penghitungan suara di TPS molor. Sehingga ada beberapa parpol, termasuk PKS lambat dalam memperoleh data.
“Penghitungan suara di KPPS molor. Kalau normalnya malam sudah selesai. Tapi ternyata sempat bermalam. Dan berlanjut pagi, bahkan sampai malam lagi. Sehingga kami lambat mendapatkan data,” ucap Rahmat.
Jika dapil I dan dapil II kans PKS mengirim kadernya di DPRD Banggai agak berat, tapi tidak di dapil IV Banggai.
Di dapil yang menyiapkan 12 kursi ini, ada kemungkinan PKS masih bisa mempertahankan 1 kursi.
Hanya saja caleg incumbent asal PKS Mursidin tidak mau gegabah terhadap spekulasi politik itu.
“Di dapil IV kami ikhtiar. Karena saat ini kami masih terus mengumpulkan data, utamanya C1 mulai dari Kintom sampai dengan Toili Barat. Nanti setelah selesai pengumpulan datanya, baru lah kami ekspos,” kata Mursidin. *
Discussion about this post