LUWUK, Luwuk Times.ID – Joint Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB Tomori) selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang ditunjuk SKK Migas melaksanakan eksploitasi Migas sektor hulu di Kabupaten Banggai, mengaku tidak terdapat TENORM.
Dalam kajian dampak lingkungan, TENORM merupakan limbah Radio Aktif yang dapat membahayakan kesehatan pekerja dan warga masyarakat sekitar lingkungan perusahaan.
“Minta maaf, untuk JOB Tomori tidak ada menghasilkan limbah yang bersifat radioaktif,” ujar Media Relation JOB Tomori, Aswad, kepada Luwuk Times, beberapa waktu lalu. Hanya saja Aswad tidak memberi penjelasan secara komprehensif terkait ketiadaan limbah Radio Aktiv.
Aswad juga tidak meneruskan permintaan informasi seputar limbah tersebut ke Departemen Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan JOB Pertamina yang lebih berkompeten memberikan penjelasan, sebagaimana dalam PTK K3LL yang di keluarkan Kepala SKK Migas Nomor PTK-005/SKKMA0000/2018/S0.
Baca juga: Disebut Menunggak Pajak Air Tanah, JOB Tomori Klarifikasi
Berdasarkan informasi yang dihimpun tim Luwuk Times, SKK Migas bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bappeten) telah menandatangani MoU perihal Pengendalian dan Pengawasan TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occuring Radioactive Material) yang dihasilkan dari Kegiatan Usaha Hulu Migas selama lima tahun sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2018 dengan status aktiv.
Dalam beberapa penelitian ilmiah seperti dalam jurnal Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir dengan judul Pengawasan Lingkungan di Industri Non-Nuklir yang berpotensi menghasilkan TENORM oleh Veronica Tuka yang bekerja pada Direktorat Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir-Bappeten bahwa Industri yang mengolah sumber daya alam dari dalam kulit bumi sebagai bahan baku dapat menyebabkan radioaktif alam yang terkandung dalam kulit bumi terakumulasi pada limbah, produk samping dan atau produk utama dari industri tersebut.
Unsur radioaktif alam yang termobilisasi dan kemudian terakumulasi diakhir proses industri disebut TENORM. Permasalahan tentang TENORM berfokus pada limbah hasil proses industri. Sebagian besar limbah Tenorm yang dihasilkannya mempunyai volume yang besar, tetapi dengan aktivitas rendah.
Sebagian TENORM menjadi limbah yang terbuang, namun ada pula terikut barang produksi yang digunakan.
Pada jurnal tersebut disajikan tabel dan gambar pengukuran TENORM pada beberapa industri non nuklir penghasil TENORM, hasil analisis dan usaha yang telah dilakukan oleh industri tersebut. Pengukuran dilakukan di lokasi yang diduga terdapat TENORM, ditunjukan baik dalam tabel maupun gambar. *
(tim)
Discussion about this post