Reporter, Sofyan Labolo
LUWUK, Luwuk Times.ID – Peristiwa kebakaran seakan menjadi langganan terjadi di Kota Luwuk Kabupaten Banggai.
Belum sebulan sejumlah fasilitas di Pasar Simpong ludes, kali ini giliran fasilitas pendidikan yang terbakar. Puluhan ruangan di SMKN 1 Luwuk gosong Senin (24/05/2021).
Lantas bagaimana dengan peran petugas pemadam kebakaran (Damkar), menyusul dalam setiap musibah kebakaran, fasilitas yang ada dijamin tidak akan selamat dari jilatan di jago merah?
Salah seorang petugas Damkar mengaku, sering mendapat cacian warga disaat melaksanakan tugas pemadaman api.
“Kami kerap dinilai lambat dalam menjinakan api. Bahkan ada yang mencaci maki kami,” keluh petugas Damkar yang meminta tidak disebutkan namanya.
Baca juga: Kronologis Terbakarnya SMKN 1 Luwuk, Kerugian Ditaksir Rp5 Miliar
Faktor utama sehingga kondisi seperti ini terjadi kata dia, karena sarana dan prsarana yang tidak memadai alias tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Belum lagi baju tahan panas yang ada jumlahnya sedikit, malah banyak yang sudah rusak. Tidak cuma itu, beberapa selang, nosel sambungan selang rusak.
Bahkan minim alat pengaman diri seperti sepatu, kaus tangan dan helm. Kendaraan damkar pun ada beberapa unit yang rusak. Padahal belum terhitung lama kendaraan itu diperbaiki.
Sumber mengaku, beberapa waktu lalu keluhan tentang minimnya fasilitas Damkar sudah pernah disampaikan ke DPRD. Tapi apa lacur, aspirasi itu lewat begitu saja tanpa ada solusi.
Dia berharap kepada pemerintahan kedepan, Amirudin Tamoreka-Furqanudin Masulili dapat memperhatikan aspirasi Damkar ini. Sebab jika tidak disahuti, maka kondisi Damkar akan terus saja seperti ini. *
Discussion about this post