Apalagi keduanya nilai Rinto, sebagai sosok yang objektif dalam menilai cabor cabor mana yang akan berangkat ke Boul.
Bagaimana ketika dayung masuk dalam daftar cabor yang gigit jari, lantaran tidak terakomodir sebagai kontingen Banggai?
Sodoran pertanyaan lanjutan ini kembali mendapat jawaban Wakil Ketua HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Kabupaten Banggai ini.
“Kalau PODSI Banggai tidak mendapatkan jatah untuk berangkat, kami pun ikhlas dengan keputusan itu,” jawab Rinto.
Perahu Naga
Belum maksimalnya penampilan atlet dayung Banggai untuk bersaing bersama atlet lain se Sulteng, cukup beralasan.
Pasalnya, mereka belum memiliki sarana yang representatif. Salah satunya perahu naga.
Dalam statemen lanjutan, Rinto menyentil itu.
“Kami berharap KONI bisa menjembatani kepentingan PODSI dengan Pemda, dalam hal ini Dispora. Tujuannya agar bisa mendapatkan perahu naga tahun anggaran 2022.
Dan ketika aspirasi itu tersahuti pada triwulan I tahun anggaran 2022, maka Rinto memberi jaminan atletnya akan semakin giat berlatih.
“Kalau bisa triwulan pertama perahu Naga itu sdh ada, maka kami sudah bisa pakai latihan oleh atlet,” kata Rinto.
Tapi kalau kemudian, dari hasil latihan tidak memenuhi target, maka kami akan menerima keputusan Ketua SIA Cabor dan Ketua KONI Banggai untuk tidak berlaga pada Porprov Buol. *
Discussion about this post