Reporter, Sofyan Labolo
LUWUK, Luwuk Times.ID – Keinginan agar Bidang Pemadam Kebakaran (Damkar) naik status menjadi Dinas Damkar dan Penyelamatan Kabupaten Banggai, bukan tanpa alasan.
Selain persentase intensitas kebakaran di daerah ini di atas rata-rata 20 sampai 30 kali terjadi setiap tahun juga sedikitnya ada delapan masalah yang membuat personi Damkar tidak maksimal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Selain keterbatasan sarana dan prasarana kata personil Damkar yang ditemui wartawan Jumat (28/05/2021), ada hal teknis lainnya yang turut memperkuat ketidak berdayaan personil Damkar dalam menjinakan api.
Masalah itu sebut dia, kurangnya hydrant kebakaran sebagai sumber air untuk penanggulangan kebakaran.
Tidak adanya pos damkar di setiap kecamatan, baik dalam Kota Luwuk maupun di luar ibukota Kabupaten Banggai itu.
Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) personil damkar yang belum memadai.
Infrastruktur Kota Luwuk sambung sumber yang belum memadai untuk keperluan pemadam.
Baca juga: Begini Kondisi Armada Pemadam Kebakaran di Luwuk
Pemahaman masyarakat yang minim terhadap upaya pencegahan kebakaran, kata dia turut memberi kontribusi negatif.
Begitu pun masyarakat kerap terlambat dalam melaporkan peristiwa kebakaran dan masih lemahnya koordinasi dengan sejumlah pihak terkait.
INTENSITAS KEBAKARAN
Kota Luwuk sepertinya langganan terjadi kebakaran. Itu dibuktikan dengan setiap tahun sering terjadi peristiwa tersebut.
Sebelum dua kali kebakaran besar yang terjadi di Kota Luwuk, yakni Pasar Simpong dan gedung SMKN 1 Luwuk di tahun 2021, Bidang Damkar Satpol dan Damkar Kabupaten Banggai juga mencatat data kebakaran yang terjadi sejak tahun 2010-2019.
Di tahun 2010 peristiwa kebakaran terjadi 10 kali. Di tahun 2011 jumlahnya naik signifikan yakni 45 kali. Tahun 2012 13 kasus, 2013 18 kasus, 2014 21 kasus dan tahun 2015 28 kasus.
Di tahun 2016, peristiwa kebakaran paling sedikit jumlahnya, yakni 8 kasus. Tapi di tahun berikutnya, 2017 naik menjadi 29 kasus serta di tahun 2019 meroket menjadi 37 kali kebakaran. *
Discussion about this post