Reporter Sofyan Labolo
LUWUK— Ada 6 santri Rumah Quran Ismail, mendapatkan ijazah Sanad Riwayat Alquran Hafs ‘an Ashim, Kamis 15 September 2022. Syaikh Muhammad Musthafa yang langsung menyerahkan Ijazah Sanad Riwayat Alquran Hafs ‘an Ashim tersebut.
Prosesi penyerahan ijazah menjadi bagian dari rangkaian program sertifikasi Alquran bersanad, yang dilaksanakan oleh Alquran Institute Banggai.
“Syaikh Muhammad Musthafa yang langsung menyerahkan ijazah sanad itu kepada enam santri Rumah Quran Ismail,” kata Direktur Alquran Institue Banggai, H. Iswan Kurnia Hasan kepada Luwuk Times, Sabtu (17/09/2022) tadi malam.
Ia menjelaskan, Syaikh Muhammad Musthafa merupakan ulama Alquran dari Mesir. Beliau juga sambung Iswan, pemilik salah satu sanad tertinggi Alquran sekaligus Imam besar Masjid Al-Ja’fary di Kairo.
“Beliau sudah melakukan perjalanan ke berbagai negara untuk mengajarkan Alquran,” jelas Iswan.
Mumpuni Membaca Alquran
Lebih jauh Iswan menjelaskan, sanad Alquran berarti jalan yang ditempuh Alquran sejak dari Malaikat Jibril yang membawanya dari langit. Lalu tersampaikan kepada Rasulullah Saw dan terus berlanjut sampai saat ini.
“Berarti pula generasi ke generasi sejak masa pertama Islam yang mewariskan Alquran. Seperti yang tersampaikan oleh Rasulullah Saw,” ucap Iswan.
Seseorang yang mendapatkan sertifikasi sanad, berarti telah mumpuni membaca Alquran. Ia mengetahui hukum tajwidnya dengan baik. Mampu membacanya sebagaimana Rasulullah membaca Alquran.
Riwayat yang oleh syaikh Muhammad Musthafa adalah riwayat Hafs an Ashim. Salah satu riwayat antaranya 10 riwayat Alquran yang legal.
Riwayat hafs an ashim ini yang berkembang pada Asia Tenggara dan negara Timur Tengah. Atau riwayat yang terkenal oleh umat Islam dunia.
Masih banyak riwayat Alquran yang mungkin masih belum familiar pada telinga kita. Seperti riwayat Syu’bah an Ashim, Warts an Nafi’ atau Thalun an Nafi’.
Mualaf Suku Ta Wana
Masih dengan informasi mantan Ketua DPD PKS Kabupaten Banggai ini, tak hanya pemberian ijazah sanad.
Akan tetapi kegiatan yang berlangsung pada Masjid Daarussalaam Alquran Institute Banggai itu, terangkaikan dengan proses pensyahadatan 12 orang muallaf suku Ta Wana.
“Mereka berasal dari Dusun Padang Kalang, Desa Manyoe Kecamatan Mamosalato Kabupaten Morowali Utara,” ucap Iswan. *
Discussion about this post