“Diperiksa, karena so baku rapat-rapat itu peserta diskusi, tidak pake masker,” ucapnya.
KRONOLOGI KEJADIAN
Secara bersamaan, salah satu peserta diskusi tokoh pemuda adat, Abdi Kader menceritakan kronologi kericuhan tersebut.
Kericuhan bemula saat perwakilan dari Kelurahan Kintom menuntut 28 orang untuk direkrut pada penerimaan tenaga kerja. Namun tuntutan itu ditentang oleh sesama pemuda dari Kecamatan Kintom dari Desa Dimpalon, karena mengatasnamakan Kecamatan Kintom.
“Yang lain protes, mereka diminta tidak bisa mengatasnamakan Kecamatan Kintom kalau hanya dari desa mereka, itu tidak mengakomodir semua yang dari Kintom,” tuturnya.
Akhirnya kata dia dari saling protes dan debat tersebut, situasi diskusi tidak bisa lagi terkendali, “sudah baku serang dorang,” ujarnya.
Disebutkan Abdi, pada diskusi umum tersebut DS LNG akan membuka lowongan kerja untuk 140 orang yang berasal dari 3 kecamatan Nambo, Kintom, dan Batui.
Bagi Kecamatan Nambo kata dia tidak menentukan kuota tenaga kerja yang akan direkrut.
“Saya suarakan di forum tentang mencari kerja, tergantung rizki seseorang. Saya juga melihat persyaratan tenaga kerja yang dibutuhkan harus memiliki skill tertentu dan berpengalaman kerja di perusahaan Migas. Saya lihat disini hanya ada 1 atau 2 orang yang bersyarat,” ucapnya.
Lagi-lagi Media Relation DS LNG Rahmat Azis yang dikonfirmasi Luwuk Times memiliki bungkam. Mantan pegiat jurnalis ini belum memberikan jawaban. *
Baca juga: Diskusi Umum DS-LNG Berlangsung Ricuh
(cen)
Discussion about this post