LUWUK, Luwuk Times.ID— Arus penolakan investasi nikel di Kecamatan Masama semakin deras. Selain Kepala Suku Andio Rahmat Djalil, aksi tidak respons juga muncul dari Himpunan Mahasiswa Balantak (HAMBA).
Secara tegas HAMBA menolak beroperasinya PT. Banua Kita Pura (BKP) dan PT. Bumi Persada Surya Pratama perusahaan yang bergerak biji nikel di Kecamatan Masama tersebut.
Rilis yang diterima Luwuk Times, Sabtu (27/03) sore tadi, Ketua Hamba Kabupaten Banggai, Cindi Febrilia Apit mengatakan, beroperasinya perusahaan pertambangan, tidak memberikan efek baik bagi kelangsungan hidup masyarakat di Kecamatan Masama.
“Tambang nikel hanya akan mengakibatkan kerusakan lingkungan,” ungkap Cindi Febrilia Apit.
Baca juga: Hasil Sosialisasi, Masyarakat Masama Dukung Pertambangan Nikel
Beraktifitasnya pertambangan biji nikel, akan menambah kerusakan hutan yang nantinya akan mengakibatkan banjir. Apalagi, beberapa desa di Masama setiap musim hujan selalu banjir.
“Kerusakan hutan yang terjadi di Masama akan bertambah, apabila tambang nikel mulai beroprasi. Tentunya tak ada lagi penyanggah air dalam tanah dan pasti akan terjadi banjir yang akibatnya akan merusak wilayah persawahan,” kata dia.
Masyarakat jangan hanya berpikir keuntungan pada saat pembebasan lahan. Akan tetapi harus memikirkan masa depan dari generasi muda.
“Keberedaan perusahaan nikel justru jadi petaka bagi daerah lokasi tambang. Karena iming-iming perusahaan tentang CSR, lapangan kerja, tidak sebanding dengan masa depan anak cucu di lokasi tembang tersebut,” tegasnya. *
(yan)
Discussion about this post