**) Ikuti Luwuk Times di Google News
BANGGAI – Manajemen Joint Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB Tomori) memperkenalkan program inovatif bernama Panutan Banggai, yang menggunakan burung hantu jenis Serak Sulawesi sebagai solusi ramah lingkungan untuk membasmi hama tikus di lahan pertanian Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Program ini diharapkan menjadi langkah maju dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan dan mengatasi berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dihadapi petani setempat.
Pengembangan inovasi itu dilatari bahwa Kabupaten Banggai menghadapi berbagai permasalahan serius dalam sektor pertanian.
Pertama, penggunaan setrum listrik untuk membasmi tikus, yang telah menyebabkan tujuh kematian petani.
Kedua, kurangnya pengairan untuk lahan baru seluas 22,5 hektare.
Ketiga, rendahnya produksi kompos akibat minimnya pengetahuan tentang pertanian organik.
Hama tikus telah merusak hingga 30 persen hasil panen padi, yang berdampak signifikan pada pendapatan keluarga petani.
Sementara itu, metode pembasmian tikus menggunakan setrum listrik tidak hanya membahayakan nyawa, tetapi juga mencemari lingkungan melalui emisi CO2 dari mesin berbahan bakar solar.
JOB Tomori dengan pendekatan inovatifnya. Yakni dengan memanfaatkan burung Hantu Serak Sulawesi Sebagai Bio-Predator:
Burung hantu jenis ini dipilih karena kemampuannya yang efektif dalam membasmi tikus secara alami.
Rumah burung hantu dibangun menggunakan material lokal, dan 191 petani telah memanfaatkan metode ini untuk menekan serangan hama hingga 85 persen. Program ini berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 58 ton per tahun.
Penggunaan pompa air tenaga angin. Inovasi energi terbarukan diterapkan untuk menyediakan pengairan bagi lahan yang sebelumnya tidak terjangkau air. Dengan menggunakan kincir angin, kebutuhan air irigasi terpenuhi tanpa emisi karbon.
Melalui program Pos Bidik (Kompos Bikin Hidup Lebih Baik), petani diajarkan mengelola limbah organik menjadi kompos, yang kemudian dikembangkan menjadi bisnis komunal.
Eko-Eduwisata Pertanian Organik. Program ini juga mencakup pengembangan kawasan wisata edukasi yang memadukan informasi tentang pertanian organik dan peran burung hantu sebagai solusi alami.
Dengan penerapan inovasi demikian akan memberikan beragam dampak.
Dampak ekonomi, meningkatkan hasil panen padi, yang berdampak pada peningkatan pendapatan keluarga petani. Program ini juga berhasil mengentaskan tujuh keluarga fakir miskin.
Dampak sosial, mengurangi risiko kematian akibat penggunaan setrum listrik, sehingga meningkatkan keamanan petani dalam beraktivitas.
Dampak lingkungan, mengurangi polusi udara akibat emisi CO2 dan menciptakan lingkungan pertanian yang lebih sehat.
Program Panutan Banggai diharapkan menjadi solusi berbasis kearifan lokal dan inovasi teknologi dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.
Dengan dukungan masyarakat, pemerintah, dan stakeholder, Kabupaten Banggai diharapkan menjadi panutan nasional dalam pengelolaan pertanian berkelanjutan. *
Discussion about this post