Pada kesempatan itu, Bupati Amirudin menyampaikan permasalahan terkait ketersedian pupuk yang kurang memadai dan kerap dikeluhkan oleh para petani.
Untuk mengatasi kelangkaan pupuk, Bupati Amirudin ingin memanfaatkan amonia hasil produksi industri gas alam dengan membangun pabrik pupuk di Kabupaten Banggai.
“Bahkan target saya ketika awal-awal jadi bupati, saya ingin 10 ton (produksi padi) per hektare. Tetapi sampai saat ini belum dapat tercapai karena terkendala ketersediaan pupuk. Kabupaten Banggai termasuk penghasil amonia terbesar. Oleh sebab itu, mudah-mudahan dengan dorongan bapak menteri, amonia yang ada ini bisa dibuat pabrik pupuk,” kata Bupati Banggai.
Merespons niatan tersebut, Mendagri berjanji akan memfasilitasi.
Bupati Amirudin diminta untuk menyiapkan konsep dan data-data pendukung yang nantinya akan dipresentasikan di kementerian terkait.
“Nanti kita undang semua (menteri terkait) supaya mereka diyakinkan bahwa kalau dibangun, (pabrik) pupuk itu akan menguntungkan negara, menguntungkan rakyat,” kata Mendagri.
Selain itu, sebagai daerah penghasil migas, Bupati juga melaporkan bahwa jumlah sambungan jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga di Banggai masih minim.
Sampai saat ini, jaringan yang terpasang di rumah-rumah warga baru sekitar 10.500 rumah tangga.
“Kita mengusulkan ke Kementerian ESDM untuk menambah 40.000 rumah tangga. Sehingga sampai masyarakat perkotaan bisa mendapatkan gas. Kalau ini bisa kita dapatkan, Insyaallah kita tidak akan ketergantungan dengan elpiji, karena sampai saat ini elpiji kita masih impor,” terang Bupati Banggai.
Mendagri pun menyambut positif rencana tersebut.
“Ini harus kita suarakan, dan akan saya suarakan nanti. Dan kalau seandainya nggak tembus, bila perlu saya akan menghadap bapak presiden,” kata Mendagri. *
Tim Liputan DKISP Kabupaten Banggai
Discussion about this post