BILAMANA suatu kaum atau bangsa itu baik, maka Allah akan memberikan pemimpin yang lebih baik.
Sebaliknya, bilamana suatu kaum atau bangsa itu tidak baik, maka Allah memberikan pemimpin yang lebih tidak baik.
Jika engkau ingin jadi pemimpin yang diridhahi oleh Allah, janganlah kamu selalu berprasangka buruk terhadap lawan politikmu.
Yakinlah bukan manusia yang menentukan kerajaanmu. Bukan uang yang menentukan kerajaanmu. Bukan partai yang menentukan kerajaanmu.
Tapi, Allah yang menentukan kerajaan bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah akan mencabut kerajaan bagi siapa yang Dia kehendaki.
قُلِ اللّٰہُمَّ مٰلِکَ الۡمُلۡکِ تُؤۡتِی الۡمُلۡکَ مَنۡ تَشَآءُ وَ تَنۡزِعُ الۡمُلۡکَ مِمَّنۡ تَشَآءُ ۫ وَ تُعِزُّ مَنۡ تَشَآءُ وَ تُذِلُّ مَنۡ تَشَآءُ ؕ بِیَدِکَ الۡخَیۡرُ ؕ اِنَّکَ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ
Artinya :
“Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Imran 26).
Pesan Nabi
Jangan Pilih Pemimpin yang ambisius atau menggebu-gebu dalam meraih kekuasaan.
Ulama Cendekiawan Islam Prof Dr Muhammad Quraish Shihab memberikan tausiyah soal memilih pemimpin.
Quraish Shihab menjelaskan bahwa Nabi Muhammad pernah mengingatkan: “Siapa yang menggebu-gebu demi meraih kekuasaan, jangan pilih dia. Itu pesan nabi”.
“Ketahuilah, kata Nabi; siapa yang menggeb-gebu sampai memfitnah, sampai melaksanakan cara-cara yang ndak benar, mampu jadi dia yang sebagai pemimpin. Allah ndak merestuinya, Allah membiarkan dia sendiri,” tambah Quraish Shihab.
Discussion about this post