BANGGAI, Luwuk Times — Selama perhelatan pilkada di Kabupaten Banggai, belum ada satupun kepala daerah terpilih berasal dari kalangan perempuan.
Tapi dengan dengan tampilnya bakal Calon Bupati (cabup) Banggai Sulianti Muradi, mitos itu diyakini akan terpecahkan pada Pilkada Banggai 27 Nopember 2024.
Keyakinan itu secara lantang disampaikan politisi PKB Kabupaten Banggai, Bachtiar Pasman kepada Luwuk Times, Minggu (14/07/2024).
Menurut Om Tiar-sapaan Bachtiar Pasman, yang membuat Pilkada Banggai menjadi ‘seksi’ adalah perang mitos.
Selain Amirudin sebagai kandidat petahana punya obsesi memecahkan mitos Bupati Banggai dua periode juga Sulianti Murad yang ingin mewujudkan harapan dari kalangan gender untuk menjadi Bupati Banggai.
“Mitosnya ada dua. Bupati Banggai 2 periode dan memecahkan mitos belum ada Bupati Banggai dari kalangan perempuan,” ucap Om Tiar.
Sebagai salah satu partai politik (parpol) yang berafiliasi terhadap pencalonan Sulianti Murad, Om Tiar lebih cenderung membahas soal mitos Bupati Banggai dari perempuan.
Janji Muluk
Menurut anggota DPRD Banggai dua periode ini, obsesi politik Sulianti Murad itu perlu mendapat apresiasi sekaligus dukungan.
Apalagi sambung mantan pejabat birokasi dilingkup Pemkab Banggai ini, berangkat dari keberadaan sebagai seorang wanita, minimal sangat tidak pernah berfikir untuk memberikan janji-janji muluk yang pada akhirnya tidak dapat terpenuhi, setelah ditetapkan sebagai pemenang.
Bahkan diyakini Om Tiar, ketika Sulianti Murad mendapat amanah dari rakyat lewat Pilkada mendatang, maka dia mampu melaksanakannya dengan baik.
“Sebenarnya ibu Anti siap memberikan sumbangsih pikiran dan kinerja, yang apabila terpilih sebagai Bupati. Ia akan dengan mudah memprogramkan apa yang bisa dilakukan untuk bagaimana hati, pikiran dan perasaan yang selama ini ingin mau berbuat. Akan tetapi bukan sebagai pemegang otoritas atau kewenangan,” kata Bachtiar Pasman.
Keyakinan itu bukan tanpa alasan. Sebab selama ini lanjut Om Tiar, Sulianti Murad sudah banyak memberi kontribusi, baik dalam kehidupan bermasyarakat, maupun pada kegiatan fisik pembangunan yang bersifat sosial.
Bersambung halaman sebelah
Discussion about this post