Banggai, Luwuk Times— Kota Luwuk Kabupaten Banggai kerap terjadi banjir. Pemicunya, karena saluran drainase banyak yang tidak mampu mengalirkan air ke laut. Itu lantaran tidak memiliki saluran buang.
Pasca lebaran Idul Fitri, banjir sempat melanda pusat Kota Luwuk. Itu lantaran saluran drainase meski baru saja dilebarkan tertutup dengan endapan lumpur, sampah maupun kerikil.
Sebagai salah satu organisasi perangkat daerah (OPD) teknis, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Banggai punya solusinya,
Kepada wartawan usai menghadiri halal bi halal Bidang Penataan Bangunan dan Infrastruktur Permukiman (PBIP) Dinas PUPR Banggai Kamis (17/04/2025), Plt Kepala Dinas PUPR Banggai, Dewa Supatriagama, mengaku, pihaknya telah membangun dan memperbaiki saluran drainase Jalan S. Parman.
Tepatnya saluran drainase dari perempatan Bank Mandiri Cabang Luwuk hingga perempatan Kantor BPS Luwuk.
Namun ada kendala yang belum teratasi. Yakni sebut Dewa saluran drainase yang memotong simpang empat Tugu BNI.
Pemerintah Pusat
Saluran drainase yang memotong jalan nasional itu tak dapat pihaknya perbaiki. Lantaran merupakan kewenangan pemerintah pusat.
Begitu pula ada empat titik lainnya yang perlu PUPR Banggai bangun. Yakni perlintasan saluran drainase simpang empat kantor bupati lama dan perlintasan saluran drainase KM 5 yakni depan Diler Yamaha dan Kafe Arobi.
Selanjutnya, perlintasan Kelurahan Simpong dan perlintasan Kelurahan Bungin Timur atau kilometer dua atau tepatnya depan Kantor BPJS Cabang Luwuk dan Depot Pertamina.
Ia mengaku pihaknya telah mengusulkan perlintasan saluran drainase itu pada forum Musrenbang Provinsi Sulteng.
“Kami mengusulkan agar lima titik tadi dapat terbangun box culvert (beton pracetak) yang berfungsi sebagai saluran air atau gorong-gorong. Seperti yang berada pada KM 8,” katanya.
Harapan Dewa, usulan Dinas PUPR Banggai tersebut mendapatkan respons positif dan segera terrealisasikan.
“Kalau box colvert tersebut terealisasi, maka akan menjawab salah satu masalah saluran drainase dalam kota Luwuk. Yang pada beberapa titik tidak memiliki saluran pembuangan karena harus memotong ruas jalan nasional,” katanya.
Tak hanya box colvert. Tapi lebih dari itu perlu ada penanganan jangka panjang. Tujuannya untuk mencegah saluran drainase terpenuhi material lumpur dan kerikil.
“Masalah banjir dalam Kota Luwuk, bukan karena besarnya volume air. Tetapi karena material yang terbawa air masuk ke dalam saluran drainase,” kata Dewa.
Kuala Mati
Solusi lain dalam mengatasi banjir dalam Kota Luwuk juga sambung Dewa, Ia telah meminta Kepala Bidang Pengairan mengecek Dam pada hulu aliran kuala mati kawasan Rajawali.
Dam atau bendungan pengendali aliran sungai yang berfungsi mencegah banjir itu pihaknya akan melakukan peninjauan kembali. Apakah masih berfungsi atau perlu kita bangun lagi.
“Kuala mati pada kawasan Rajawali cenderung kecil. Namun berada pada kawasan curam,” ucapnya.
Dewa tak menampik bahwa pihaknya kesulitan dalam pengerukan kembali Dam. Itu karena alat berat tak dapat dikerahkan.
“Untuk jangka panjang kita akan keruk endapan material atau membangun kembali Dam yang sudah ada itu,” katanya. *
Discussion about this post