“Kami buktikan kalau komunitas itu tidak hanya sekadar kumpul-kumpul, tidak hanya touring, tapi kita juga bisa menjalankan kegiatan positif yang bermanfaat untuk masyarakat”
Anjas Zulkifli
LUWUK – Komunitas motor Bolderhood dan Bold Riders Luwuk kembali terlibat dalam Kolaborasi Komunitas Indonesia Timur Area (KITA).
Pada kegiatan ‘KITA Berbagi 2022, Bangkit Bersama Menjadi Pemenang’ yang bertepatan pada momen Iduladha 1443 H, gabungan 16 komunitas membagikan kurban untuk warga lintas agama di pelosok.
Rilis yang diterima Luwuk Times, Anjas Zulkifli penanggung jawab kegiatan mengatakan, momentum kurban kali ini terdapat 1 ekor sapi yang dibagi menjadi 92 paket dan 1 ekor kambing yang dibagi menjadi 18 paket kurban, sehingga total daging kurban sebanyak 110 paket.
Masing-masing terdistribusikan langsung oleh komunitas ke desa terpencil di Kabupaten Banggai dan Tojo Una-Una Sulawesi Tengah pada Minggu, 10 Juli 2022.
“Selesai shalat Iduladha pukul 9 kami mulai bersiap menuju area pemotongan kurban pada salah satu kampung pinggiran Kota Luwuk. Jaraknya dari pusat kota sekitar satu setengah jam perjalanan,” ujar Anjas, Rabu 11 Juli 2022.
Dari lokasi pemotongan kurban, komunitas masih harus menempuh satu jam perjalanan menuju kampung yang menjadi titik distribusi daging kurban. Para anggota berkeliling ke desa-desa terpencil, menaklukkan jalan yang tidak mudah.
“Pada beberapa titik, seperti Desa Louk Kecamatan Luwuk timur, saat kondisi hujan, motor tidak bisa naik ke atas desa. Kami harus berjalan kaki melewati jalan sempit dengan kondisi becek. Belum lagi ada pohon tumbang. Namun akhirnya sampai pada permukiman warga yang masih menggunakan rumah panggung,” papar Anjas.
Titik Distribusi
Pemilihan titik distribusi kurban, lanjut Anjas, berdasarkan hasil observasi komunitas. Karena pembagian kurban tengah kota telah cukup banyak oleh masyarakat, komunitas memilih desa-desa terpencil dengan penduduk prasejahtera yang belum pernah menerima kurban.
“Kami pastikan kurban benar-benar diterima oleh warga yang membutuhkan, tanpa memandang apa agamanya sebagai bentuk kasih sayang antar sesama, ternyata kita dapati sebagian besar penerima umat nasrani,” ujarnya.
Menurut Anjas, kurban ini cukup berkesan bagi anggota. Pasalnya ini menjadi momen pertama mereka membagikan kurban dengan sistem touring.
“Ditambah saat itu cuaca kurang mendukung, hujan turun tidak terlalu deras, mereka harus keliling ke rumah-rumah di atas gunung,” imbuhnya.
Meski sempat khawatir tidak bisa menyelesaikan pembagian kurban, dengan semangat berbagi dan solidaritas, komunitas mampu menyelesaikan pembagian kurban hingga memasuki malam hari.
Discussion about this post