Luwuk Times— Menghadapi Babak Kualifikasi (BK) PON atau Prakualifikasi PON, KONI Sulteng minim anggaran. Sedikitnya 50 cabang olahraga yang bersiap mengikuti BK PON dari Juni 2023 hingga pelaksanaan PON 2024.
Ketua Bidang Pembinaan Pembinaan Prestasi KONI Sulteng Dr Humaedi AIFO mengatakan, sesuai proposal yang masuk dari Pengprov Cabor, mencapai Rp16 miliar termasuk pemusatan latihan BK PON.
Sementara sampai dengan semester pertama atau triwulan dua ini, anggaran KONI Sulteng telah habis untuk pemberangkatan atlet BK PON.
“Untuk Juni ini ada cabor gateball yang memberangkatkan 32 atlet yang akan mengikuti BK PON pada 21 Juni di Jakarta,” kata Humaedi.
Dari Januari 2023, beberapa cabor telah mengikuti BK PON lebih awal yaitu atletik, menembak dan cabor renang yang saat ini mengikuti BK PON di Jakarta.
“Sumber anggarannya dari dana Hibah KONI Sulteng untuk BK PON,” kata Humaedi.
Sementara bulan Juli, cabor yang akan mengikuti BK PON yaitu petanque, tenis lapangan, tinju, selam, menembak, judo, bridge, binaraga, balap motor dan softball.
KONI Sulteng sudah menyampaikan soal minim anggaran kepada Dinas Pemuda Olahraga provinsi Sulteng.
Humaedi berharap ada jalan keluar terkait dengan persoalan dana yang kurang. Masalahnya, apabila atlet tidak berangkat BK PON sudah pasti tidak lolos PON.
Cabor seperti binaraga, bermotor termasuk menembak adalah cabor yang potensi medali.
Cabor bermotor itu peluang medali besar PON 2024 karena PON 2021 di Papua meraih medali perunggu dan pertama kalinya bermotor meraih medali di PON.
Begitu juga dengan cabor binaraga yang konsisten meraih medali sejak PON 2021 di Riau.
Cabor lainnya seperti petanque, gateball, silat, karate,dayung.
“Semua cabor jika meloloskan atletnya ke PON, punya potensi medali yang tidak diduga seperti atletik yang mengejutkan meraih perak PON Papua,” ujar Humaedi.
“Kita berharap ada solusi bersama. Karena prestasi maupun pendanaan olahraga bukan semata tanggung jawab KONI Sulteng, tapi tanggung jawab bersama baik itu Gubernur, Dispora maupun juga DPRD serta seluruh stakeholder,” kata Humaedi.
Humaedi menambahkan, tahun ini anggaran KONI Sulteng berkurang Rp1,5 miliar dari Rp 9 miliar yang dipotong KORMI Sulteng untuk pelaksanaan FORNAS 2023.
Dengan dana yang minim itu, otomatis tidak semua cabor bisa berangkat BK PON.
Pada PON 2021 Papua, Sulteng meraih prestasi besar dengan meraih 12 medali, medali terbanyak sepanjang Sulteng mengikuti PON.
Dari 12 cabor, cabor atletik, biliar, paralayang dan balap motor berhasil menorehkan sejarah alias pecah medali selama mengikutiu PON.
Begitupun juga taekwondo, berhasil meraih emas pertama untuk cabor taekwondo sepanjang mengikuti PON. *
Bar
Discussion about this post