Oleh: Dr. Syarif Makmur, M.Si
LURUS itu moral dan akhlak. Tinggi itu Ilmu pengetahuan dan kuat itu disiplin dan etos kerja (Prof. Dr. Herman Soewardi, alm: 2003)
Ada 3 tahapan Ilmu yang dimiliki seseorang. Pada tahap pertama: seseorang akan menjadi sombong dengan Ilmu yang dimiliki nya. Tahap Kedua: seseorang akan menjadi rendah hati dengan ilmu nya. Dan tahap ketiga: seseorang akan merasa tidak memiliki apa-apa setelah mendapatkan Ilmu.
Benar kata Allah bahwa Ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia itu seperti mencelupkan satu jari ditengah lautan yang luas, dan air yang menempel di jari manusia, itulah Ilmu yang dimilikinya.
Lanjut kata Albert Einstein setelah menemukan E= MC kuadrat, ia hanya menggunakan otak dan akalnya 1 % dan yang 99 % digunakan untuk bermain dan bersenang-senang.
Di dunia ini tidak ada yang benar-benar menjadi milik kita. Bahkan udara yang kita hirup harus kita hembuskan lagi, demikian pun dengan Ilmu dan pengetahuan.
Mengapa yang diberi oleh Allah hanya sedikit sekali berupa ilmu, itulah yang dibanggakan dan dikejar manusia.
Ini kata Umar Bin Khatab: aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik dengan menjaga lisan.
Saya memikirkan semua pakaian, tidak ada pakaian yang lebih baik dari taqwa. Aku merenungkan semua amal baik, namun tidak ada amal yang lebih baik dari memberi nasehat dengan Ilmu.
Aku mencari segala bentuk rezeki tetapi tidak ada rezeki yang lebih baik dari sabar. Selalu ada tangis disetiap episode kehidupan.
Tidak ada manusia yang selalu berhasil meraih keinginannya. Hari ini bersorak merayakan kesuksesan, esok lusa akan meratapi kegagalan.
Hari ini bertemu dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi, besok akan berpisah.
Detik ini kita bangga dengan apa yang kita miliki, detik berikutnya kita akan sedih lagi atas kehilangannya.
Apapun episode kehidupan yang sedang dijalani syukuri dan tetap sabar menjalaninya.
Manusia hanya pengendara diatas panggung usianya yang digulung oleh hari, bulan dan tahun.
Nafasnya terus berjalan seiring berjalannya waktu yang selalu setia menuntun manusa ke gerbang kematian.
Mengapa kita gampang sakit hati bila dihina? Karena hati kita sangat tergantung pada penilaian orang dan ruang hati kita sangat sempit.
Cobalah memiliki hati yang luas, seperti halnya lautan, sekalipun di tumpahkan sekontainer tinta hitam di laut tak akan mempengaruhi lautan yang luas itu untuk terus bergelombang dan berombak.
Discussion about this post