JAKARTA— Momentum penuh haru menyelimuti keluarga dan kerabat ketika tahanan Palestina yang lama mendekam dalam penjara Israel kembali ke rumah.
Para tawanan itu terdapat wartawati Bushra At-Tawil, yang bebas dalam gelombang pertama pertukaran tahanan. Bertempat Al-Bireh, Ia mendapat sambutan dengan pelukan hangat.
Namun, kebebasan ini bukan tanpa luka. Saudari dari wartawati lain, Rula Hassanin, mengungkapkan Rula mengalami kelelahan berat akibat kelalaian medis selama dalam penjara.
“Saudariku sangat lemah. Ia memerlukan perawatan segera untuk memulihkan kesehatannya,” ujar sang saudari kepada Al Jazeera, Minggu (19/1/2025) malam atau Senin dinihari waktu Indonesia.
Tahanan lain, Adam Al-Hadara, menceritakan kekejaman yang ia alami dalam penjara.
“Kami, termasuk para lansia, terabaikan secara medis dan sering kekurangan obat-obatan,” katanya.
Kisah serupa datang dari Samah Hijjawi, seorang tahanan wanita yang mengalami berbagai bentuk penyiksaan selama penahanan kedua kalinya.
Sementara itu, momen bahagia tercipta di Kamp Qalandia. Asil Shahada mendapat sambutan dengan sorak sorai penuh cinta oleh komunitasnya.
Para tahanan lain dari Yerusalem Timur hingga Tepi Barat juga kembali ke pelukan keluarga, membawa angin segar perjuangan.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, berterima kasih kepada Qatar atas peran pentingnya dalam mediasi yang memungkinkan pembebasan ini.
Harapan untuk perdamaian yang abadi terus berdengung, meskipun luka-luka yang tertinggal masih menjadi tantangan besar.
Kembalinya para tahanan ini tidak hanya menjadi simbol kemenangan. Akan tetapi juga pengingat akan perjuangan panjang rakyat Palestina untuk hak dan keadilan. *
stp/al jazeera
Discussion about this post