JAKARTA— Entitas Zionis menghadapi krisis ekonomi terparah dalam sejarahnya. Kerugian mencapai $67 miliar. Itu akibat perang terbaru. Pengakuan ini muncul hanya beberapa jam sebelum diumumkannya kesepakatan gencatan senjata.
Demikian informasi sebagaimana dilansir Okenesia.com dari berbagai sumber, Jumat (18/1/2025) pagi ini.
Kerugian militer langsung yang mencapai $34 miliar memperberat beban negara.
Ditambah lagi dengan defisit anggaran yang melonjak hingga $40 miliar. Angka terbesar sepanjang sejarah Israel.
Tidak hanya itu, sektor ekonomi lainnya juga mendapat pukulan telak.
Sebanyak 60 ribu perusahaan telah menutup pintu usahanya. Angka itu meningkat drastis sebesar 50 persen dibanding tahun sebelumnya.
Pariwisata, salah satu pilar ekonomi, mengalami penurunan jumlah wisatawan hingga 70 persen. Sehingga menyebabkan kerugian lebih dari $5 miliar.
Sektor konstruksi juga tidak luput dari dampak. Kerugian mencapai $4 miliar dan 70 perusahaan di bidang ini menyatakan kebangkrutan.
Kondisi ini semakin memperburuk kehidupan masyarakat, dengan 30 persen populasi hidup di bawah garis kemiskinan dan 25 persen warga mengalami ketidakamanan pangan.
Krisis ini mengancam stabilitas sosial dan ekonomi Israel. Termasuk memunculkan pertanyaan besar tentang masa depan negara tersebut di tengah tekanan domestik dan internasional. *
stp
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan saluran WhatsApp Channel
Discussion about this post