PAGIMANA, Luwuk Times – Warga Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai mengalami krisis air.
Kondisi ini terjadi sudah berbulan bulan. Saat ini warga masih menunggu itikad baik PDAM Unit Pagimana untuk menuntaskan persoalan air itu.
Sedikitnya ada tiga wilayah Kecamatan Pagimana yang tidak menikmati pelayanan air dari PDAM Unit.
Yakni Desa Pisou, Kelurahan Basabungan dan Kelurahan Pagimana.
Karena tidak mendapatkan pelayanan air dari PDAM, warga terpaksa mengambil air dari sumur dan menggunakan mesin pompa atau membuat sumur suntik/bor secara pribadi.
Warga Desa Pisou, Irma dalam postingan di Facebook (FB) mengaku sudah empat bulan tidak pernah mendapatkan air bersih dari PDAM.
Tagihan Air Besar
Ia pun harus mengambil air dari sumur dengan menggunakan popa air listrik.
Ironinya sambung Irma, meski pelayanan PDAM sangat tidak maksimal, tetapi tagihan pembayaran besar.
“Saya so (sudah) bingung. Tagihan menumpuk sementara setiap hari hanya pakai mesih DAP sumur,” tulis Irma.
Keluhan lain berasal dari warga Kelurahan Basabungan, Silvi Samiden.
Ia mengaku, hampir setengah tahun tidak pakai Air PDAM. Dia hanya memanfaatkan sambungan air DAP atau pompa dari warga lainnya.
Ia juga mengaku, sudah 2 kali melaporkan hal ini kepada petugas PDAM. Alasannya terjadi kerusakan pada pipa.
Namun hingga saat ini kerusakan itu tak kunjung selesai.
Selain itu, Fandi Itonerrazuri berujar, untuk kawasan Pelabuhan Sakna Kelurahan Basabungan sejak Oktober 2024 sampai saat ini air tak jalan.
Ia iuga sudah melaporkan ke petugas PDAM namun belum membuahkan hasil.
Namun ditengah ketidakpuasan pelanggan PDAM Pagimana, mereka tetap menaruh harapan agar krisis air segera teratasi.
Apalagi saat ini menjelang bulan Ramadhan, tentu warga sangat membutuhkan air bersih.
“Semoga sebelum masuk Ramadhan, air sudah berjalan normal,” ucap Fandi.
Masih dengan keluhan. Warga Lingkuan Ningsi mengaku karena tidak maksimal pelayanan PDAM, sehingga sebagian besar warga menggunakan sumur suntik.
Sekadar informasi, beberapa tahun lalu ada proyek air bersih. Adapun sumber mata air berasal dari dua mata air, yakni sungai desa Ampera dan Desa Uwedaka.
Proyek itu telah menelan anggaran miliaran rupiah. Namun warga menyayangkan Kecamatan Pagimana masih mengalami krisis air.
Apalagi Pagimana merupakan kampung halaman Wakil Bupati Banggai Furqanuddin Masulili. *
Reporter Anto Yasin
Discussion about this post