BANGGAI, Luwuk Times— Miris. Kata ini layak buat para atlet cabang olahraga (cabor) Petanque.
Meski para atlet yang bernaung dalam Pengkab Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Kabupaten Banggai telah membawa nama harum daerah hingga kancah nasional, tapi mereka tak punya lapangan.
Dari catatan Luwuk Times, cabor petanque terbentuk di Kabupaten Banggai tahun 2022.
Walaupun seumur jagung, namun para atletnya mampu memberikan prestasi. Saat kejuaraan daerah (Kejurda) tahun 2022, Petanque Banggai sukses merebut predikat juara umum.
Begitu pula pada ajang pekan olahraga provinsi (Porprov) se Sulteng tahun yang sama.
Atlet petanque meraih 9 medali, masing-masing 3 emas, 3 perak dan 3 perunggu, dari 11 kategori pertandingan.
Dan terakhir tahun 2024, atlet petanque mendapatkan medali perunggu pada kejuaraan internasional di Bali.
Bahkan atlet petanque Banggai mencatatkan namanya sebagai peraih medali Emas PON Aceh-Sumut 2024 mewakili Sulawesi Tengah.
Kontribusi para atlet petanque itu rupanya tak berbuah manis. Hingga saat ini mereka tidak punya lapangan untuk tempat latihan.
Menjadi Taman Kota
Ketua Pengkab FOPI Kabupaten Banggai, Salahuddin membenarkan kata miris buat para atletnya. Itu karena tidak punya lapangan.
Memang kata Salahuddin, FOPI Banggai pernah punya lapangan, yakni berada pada kawasan Alun-Alun Bumi Mutiara.
Discussion about this post