IKLAN

Pemilu 2024

Baliho Marak di Luwuk, Cara Praktis, Tapi Tidak Jamin Elektabilitas Naik

580
×

Baliho Marak di Luwuk, Cara Praktis, Tapi Tidak Jamin Elektabilitas Naik

Sebarkan artikel ini
Penulis: Sofyan LaboloSumber Berita
Salah satu lokasi pemasangan baliho yang berada di Kecamatan Luwuk Utara Kabupaten Banggai. (Foto: Sofyan Labolo/Luwuk Times)

LUWUK TIMES, Luwuk — Meski baru berstatus bakal calon legislatif (bacaleg), namun tidak mengurangi semangat para politisi untuk berkompetisi pada kontestasi pemilu legislatif (pileg) 2024 di Kabupaten Banggai.

Salah satu bukti kesiapan para ‘gaco’ partai politik (parpol) peserta pesta demokrasi tahun depan itu adalah dengan mulainya ‘perang’ baliho.

Nyaris tak ada satu pun titik strategis di dalam Kota Luwuk, yang tidak terlihat baliho milik para bacaleg.

Mereka sembari menebar senyum dan sikap optimistis kepada para calon konstituen.

Cara paling praktis yang dilakukan para bacaleg dalam rangka memperkenalkan diri kepada para calon pemilih adalah memasang baliho atau pun spanduk.

Baca:  Proporsional Tertutup, Sebut Sukri Djalumang Ibarat Membeli Kucing dalam Karung

Sehingga tidak heran jika alat peraga kampanye (APK) itu sudah bermunculan di setiap ruas jalan. Namun, sosialisasi seperti itu dinilai belum menjamin menaikkan elektabilitas.

Pengamat politik Kabupaten Banggai, Syahrin Taalek Selasa (12/09/2023) berpendapat, pemasangan baliho dan spanduk merupakan cara paling praktis bagi parpol dan Bacaleg.

Tujuannya untuk memperkenalkan dirinya kepada publik.

Kondisi ini membuat banyak bermunculan baliho dan spanduk menjelang Pemilu 2024.

Sebab, sosialisasi seperti itu sambung Tomundo versi LINCA (lintas carita) ini, dianggap akan mendapatkan dukungan sebagai pelaku politik, mendapatkan simpati publik dan dukungan sebanyak-banyaknya untuk dipilih pada Pemilu 2024.

Baca:  Agus Damalante, Pengusaha Sukses yang Merambah Dunia Politik sebagai Caleg Golkar Dapil I Banggai

“Cara yang praktis adalah dengan memasang baliho atau spanduk. Dengan begitu orang-orang bisa mengenal mereka,” kata Syahrin.

Akan tetapi sambung dia, popularitas yang didapatkan melalui spanduk dan baliho tidak berarti menjadi kepastian bagi Bacaleg mendapatkan elektabilitas yang tinggi.

Terlebih lagi bagi para incumbent legislatif yang tidak memiliki prestasi selama menjadi wakil rakyat di parlemen lalong.

“Tetapi masyarakat sekarang juga sudah mengukur, bagaimana prestasinya. Apalagi kalau sudah pernah dipilih pada pemilu 2019 (incumbent), masyarakat akan menilai sendiri,” kata Syahrin. *

error: Content is protected !!