Begitu pula dengan tahapan pemutakhiran daftar pemilih. Hal ini sangat penting mendapatkan perhatian masyarakat. Karena menyangkut hak politik sebagai warga negara dalam menentukan pilihan pada pemilu.
Hal yang paling krusial lagi lanjut pimpinan Bawaslu Sulteng ini adalah masa kampanye.
Ada dua hal yang perlu menjadi perhatian. Yakni politik identitas dan politik uang.
Politik identitas itu sangat rawan. Karena faktor suku dan agama yang menjadi dagangan politik.
Benci tapi Rindu
Begitu pula dengan politik uang. Menurut Darmiati kasus ini seakan telah membudaya dalam setiap perhelatan demokrasi.
“Politik uang itu, benci tapi rindu. Awalnya kita hujat. Tapi setelah menerima uang, kita diam,” kata Darmiati.
Terkait dengan kencangnya politik uang, ia menyarankan kepada kalangan mahasiswa untuk membentuk tim dalam melawan money politic.
Dan terakhir pungut hitung. Tahapan akhir pemilu ini juga sangat rentan terjadi pelanggaran.
“Ini juga potensi curangnya besar. Karena bukan mustahil, jumlah suara dari TPS sudah berkurang setelah sampai pada PPK,” kata Koordiv penanganan pelanggaran data dan informasi Bawaslu Sulteng ini. *
Dapatkan informasi lainnya di googlenews, KLIK: Luwuk Times
Discussion about this post