Reporter Sofyan Labolo
LUWUK, Luwuk Times.ID— Tarif rapid test menjadi sorotan Ketua Komisi 1 DPRD Sulteng, Sri Indraningsih Lalusu.
Pada rapat koordinasi bersama anggota DPRD Banggai, Kamis (25/06), politisi PDI Perjuangan ini menyesalkan penerapan tarif yang seenaknya.
“Disini (Luwuk) biaya rapid test kalah Jakarta. Disini sekali rapid Rp350 ribu. Di Jakarta hanya Rp250 ribu,” kata Sri Lalusu dihadapan para Ketua DPRD Suprapto bersama Wakil Ketua II Samsulbahri Mang bersama anggota dewan lainnya.
Mestinya kata Sri Lalusu, ada standarisasi harga yang diterapkan. Sehingga pihak yang melayani rapid test tidak seenaknya mematok tarif yang tentu saja berdampak terhadap warga.
Meski begitu Sri Lalusu mengaku tidak semua penyedia rapid test di ibukota Kabupaten Banggai ini tarifnya mencekik. Ada juga biayanya yang masih manusiawi.
“Yang murah itu di klinik Muhammadiyah. Hanya Rp150 ribu. Tapi Tempat lain tinggi. Tolong di kontrol,” pinta Sri Lalusu kepada para anggota DPRD Banggai.
Selain biaya rapid test. Bendahara DPD PDI Perjuangan ini juga menyentil soal biaya alat pelindung diri (APD). Sebab ada pihak tertentu di daerah ini, mencari keuntungan menjual APD, utamanya masker.
“Perlu pengawasan soal kepantasan harga agar tercapai pelayanan kepada masyarakat,” ucap Sri Lalusu. *
