DKISP Kabupaten Banggai

Opini

Dahsatnya Senyum dan Diam dalam Filsafat Arsip dan Kearsipan

1109
×

Dahsatnya Senyum dan Diam dalam Filsafat Arsip dan Kearsipan

Sebarkan artikel ini

Oleh: Dr. Syarif Makmur, M.Si

TERSENYUMLAH, karena senyum adalah sedekah. Demikian pepatah yang sering kita dengar. Berdiamlah, karena diam adalah emas.

Senyum dan diam adalah dua senjata terhebat dan terdahsat. Senyum adalah cara paling efektif menyelesaikan berbagai masalah, dan diam adalah cara yang dahsat untuk terhindar dari berbagai masalah.

Kunci hidup tenang adalah dengan senyuman dan diam untuk tidak mendengar apa yang tak perlu kita dengar.

Jangan bercerita apa yang tak perlu kita ceritakan. Jangan menengok apa yang tidak perlu kita tengok. Cukup senyum dan diamlah terhadap hal-hal itu. 

Tersenyumlah dan diamlah untuk jangan menghapus persaudaraan karena hanya sebuah kesalahan, namun hapuslah kesalahan untuk lanjutnya persaudaraan.

Mata kita digunakan bukan untuk melihat kesalahan dan kekurangan orang, tetapi sebaliknya untuk melihat kebaikan dan kebenaran seseorang. 

Mulut kita diciptakan bukan untuk bertutur kata yang kasar, memfitnah dan berujar kebencian, tetapi digunakan untuk menyuarakan kebaikan dan kebenaran dalam kedamaian dunia dan kedamaian sebuah bangsa.

Demikian untuk indera-indera yang lain diciptakan Allah Swt untuk kebaikan dan kebenaran, maka tersenyumlah terhadap kedahsatan nya. 

Berdiamlah, jangan mengeluh karena bukan kita saja yang sedang di uji oleh Allah Swt.

Semua manusia diuji oleh Allah setiap waktu dengan cara dan kualitas yang berbeda-beda. 

Tersenyumlah dan diam, karena rezeki ada dimana-mana, tanpa diduga rezeki akan datang dari segala arah dan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan kita, bukan keinginan kita. 

Diam mengajarkan kita untuk fokus dan tenang dalam menyelesaikan masalah.

Tersenyum dan Diamlah, bila kita direndahkan tidak akan menjadi sampah, di tinggikan sekalipun tidak mungkin mencapai bulan dan bintang, maka jangan risaukan perkataan orang, karena setiap orang berbeda-beda pengalaman dan pemahaman nya tentang diri kita.

Baca:  Istidrajd: Tidak Shalat, Lalai dan Maksiat, Tapi Hidup Senang dan Kaya Raya

Teruslah mekangkah dengan senyum dan diam bila kamu terus berada di jalan yang lurus.

Berdiam dan senyumlah, karena setiap kesulitan pasti ada kemudahan, setiap persoalan selalu ada jawabannya. Selalu ada matahari di balik awan-awan yang hitam.

Selalu ada jalan keluar dari setiap pergumulan kehidupan. Selalu ada tangan yang kuat setiap kali ada beban yang berat. Dan selalu ada kebahagiaan bila kita selalu bersyukur. 

Tersenyumlah, karena setiap kebaikan dapat dijadikan teladan. Setiap kesedihan dapat dijadikan ketabahan. Setiap keburukan dapat dijadikan pelajaran.

Tersenyumlah dan diamlah, karena rumah kecil dan besar yang kita punyai bukan hal yang penting. Yang terpenting rumah kita ditaburi cinta, syukur dan kasih sayang.

Senyum dan diamlah, karena hidup adalah belajar. Belajar bersyukur meskipun tak cukup. Belajar memahami meskipun tak sehati. Belajar sabar meskipun terbebani. Belajar setia meskipun tergoda. Belajar tenang meskipun gelisah. 

Tersenyumlah karena kita dikelilingi orang-orang yang baik dan saleh walaupun mereka sedikit. Hal itu lebih baik dari pada kita dikelilingi oleh banyak orang tetapi mereka adalah pembohong, penjilat dan penghianat. 

Tersenyum dan diamlah, karena pertolongan Allah mungkin tidak datang terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, tetapi pertolongan Allah akan datang pada waktu yang tepat sesuai kebutuhan kita.

Bersyukurlah terhadap nafas, pendengaran, penglihatan, sahabat dan teman yang kita miliki, istri dan anak yang kita miliki, karena hal itu merupakan mimpi bagi mereka yang tidak memiliki itu. 

Jangan terlalu lama kita melihat pintu-pintu rezeki yang tertutup, padahal Allah Swt membuka berjuta-juta pintu rezeki.

Seekor cicak saja mendapat rezeki yang berlimpah berupa nyamuk. Apalagi manusia yang telah diberi seperangkat indera yang sempurna untuk mencari rezeki yang Allah berikan.

Baca:  Selamatkan Generasi dengan Islam

Tersenyum dan diamlah, karena kadang kita memberi sesuatu kepada orang lain bukan karena kita kaya, tetapi karena kita tau dan merasakan ketika kita tak punya apa-apa.

Oleh karena itu menurut Mario Teguh (2011) bahwa seorang wanita akan diuji disaat laki-laki tak memiliki apa-apa. Dan sebaliknya seorang pria akan di uji ketika wanita tak memakai apa-apa.

Ketika orang lain berbicara tentang mu seakan-akan mereka mengetahui segalanya tentang kamu. Berdiam dan tersenyum serta mengabaikannya saja dan ingat seekor anjing tidak akan menggonggong bila ia sangat mengenal orang itu, cukup itu. 

Kata anak-anak milenial bahwa hidup itu murah. Merk sebuah produk lah yang bikin mahal.

Hidup itu sederhana tetapi gengsi manusia lah yang membuatnya rumit dan sulit. 

Tersenyum dan diamlah terhadap orang yang iri dan dengki kepadamu, karena bisa saja iri dan dengki nya adalah bentuk pengakuan nya bahwa kamu lebih baik dari dirinya.

Cibiran orang itu bagaikan bongkahan-bongkahan batu besar. Jangan kamu letakkan di pundak karena kamu akan ambruk. Tetapi kamu letakkan di telapak kakimu sehingga dapat berdiri lebih tinggi. 

Tersnyumlah, karena orang-orang yang ingin menjatuhkanmu menunjukkan bahwa kamu lebih tinggi dari mereka.

Jangan hiraukan mereka yang akan menjatuhkanmu. Karena mereka akan jatuh dengan sendirinya ketika melihat kamu berdiri dengan tegak.

Ingatlah saudaraku, bahwa fitnah itu adalah sebuah ujaran yang dibuat oleh pembenci. Disebarkan oleh orang-orang yang dungu dan dipercayai dan diyakini oleh orang-orang bodoh.

Hiduplah seperti jarum dan benang. Sekalipun menyakitkan tetapi ia mempersatukan yang terpisah.

Janganlah kita hidup seperti gunting, yang tampaknya tajam dan lurus tetapi memisahkan yang tadinya bersatu. *

Penulis adalah: Arsiparis Ahli Madya Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kemendagri RI

error: Content is protected !!