LUWUK, Luwuk Times – Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Banggai terus memperkuat upaya perlindungan anak dan perempuan dari tindak kekerasan.
Dinas ini menggelar pelatihan SICAKAP (Sistem Informasi Pencegahan Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan) serta Capacity Building sebagai bagian dari persiapan menuju Kabupaten Layak Anak (KLA) 2025.
Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, 8 Februari 2025, di aula Dinas P2KBP3A Banggai. Kepala Dinas P2KBP3A Banggai, Faisal Karim, S.Sos., M.Si., dan Kepala Bidang P3A, Siti Evlien Desianthi, SH, M.Si., menghadiri acara ini.
Selain itu, para pengurus Forum Anak Kabupaten Banggai ikut serta dalam pelatihan.
Dalam sambutannya, Faisal Karim menekankan pentingnya Capacity Building untuk meningkatkan kemampuan individu dan kelompok dalam melindungi anak-anak dari tindak kekerasan.
“Kami ingin Forum Anak menjadi garda terdepan dalam pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan. Mereka harus menyuarakan hak-hak anak, memberikan edukasi, dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman,” ujarnya.
Ia mencontohkan peran Forum Anak di sekolah, seperti meminta pihak sekolah memasang lampu di lorong gelap untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Pelatihan ini juga memperkenalkan aplikasi SICAKAP, yang memudahkan masyarakat dalam melaporkan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan.
“Forum Anak bisa memanfaatkan SICAKAP untuk melaporkan peristiwa kekerasan secara online kapan saja dan di mana saja,” jelas Faisal Karim.
Ia memastikan sistem ini merahasiakan identitas pelapor, sehingga masyarakat tidak perlu takut untuk melapor.
SICAKAP terhubung langsung dengan Dinas P2KBP3A, Polres, Kejaksaan, dan Bupati Banggai, agar kasus dapat ditangani lebih cepat dan tepat.
Faisal Karim berbagi pengalaman mengenai beberapa kasus kekerasan terhadap anak yang pernah ia tangani, termasuk kekerasan seksual terhadap anak di bawah 18 tahun.
“Banyak korban bahkan tidak menyadari bahwa mereka mengalami kekerasan. Misalnya, ketika ditanya apakah ia diperkosa, mereka menjawab, ‘Tidak, itu pacar saya.’ Pola pikir ini harus kita ubah. Kekerasan dalam bentuk apa pun harus dilaporkan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti tantangan dalam dunia pendidikan.
“Beberapa sekolah menolak menerima anak yang dianggap mencoreng nama baik sekolah. Padahal, setiap anak tetap berhak mendapatkan pendidikan. Forum Anak harus menyuarakan hak pendidikan bagi semua anak,” imbuhnya.
Kompetisi Video Edukasi Nasional
Selain pelatihan, peserta juga bersiap mengikuti kompetisi konten edukasi nasional yang melibatkan 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Kompetisi ini menjadi bagian dari peringatan Hari Anak Nasional yang akan dipusatkan di Bali, sementara untuk tingkat Provinsi Sulawesi Tengah, acara akan berlangsung di Kabupaten Banggai sebagai tuan rumah.
Kabid P3A, Siti Evlien Desianthi, mengajak peserta untuk tidak hanya fokus pada kampanye pencegahan kekerasan, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang kebersihan dan lingkungan sehat bagi anak-anak.
Pelatihan ini semakin mempersiapkan Forum Anak Kabupaten Banggai untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman, ramah anak, dan bebas dari kekerasan, serta mendukung Kabupaten Banggai menuju Kabupaten Layak Anak 2025.
Discussion about this post