Jika melihat dari database cabor KBI Banggai tambah Oni, pihaknya sudah punya empat orang yang mengikuti Grading Black Belt.
Dari empat itu, dua orang pernah ikut wasit juri daerah. Sedang satu orang wasjur nasional serta satu orang lagi terdaftar sebagai atlet. Sementara color belt baru satu yang terdaftar sebagai atlet.
“Jadi total atlet yang terertifikasi baru 2 orang. Sementara kami masih punya banyak atlet potensial yang belum ikut Grading Belt,” tegas Oni.
Saran dia, pada Porprov kedepan, apakah status KBI dipertandingkan atau masih eksebisi, baginya tetap manjadi seleksi internal.
“Walaupun masih eksebisi, bagi kami hal yang paling penting Pengkab KBI Banggai harus segera mempersiapkan diri,” jelasnya.
Sertifikasi Atlet
Yang pertama, urai Oni, peningkatan kapasitas pelatih harus naik level. Yang tidak kalah penting adalah Grading untuk sertifikasi atlet. Sebab kami baru punya 2 atlet yang tersertifikasi.
Padahak KBI Banggai masih punya beberapa atlet potensial yang bisa meraih sukses pada ajang Porprov. Hanya saja terkendala belum tersertifikasi sampai saat ini.
Hal ini menurut Oni, sangat rugi. Semisal atletnya mengikuti Porprov, lantas juara pertama.
Secara otomatis juara pertama pada Porprov yang akan ikut seleksi BK PON menuju PON.
Meskipun atlet daerah ini juara, namun tidak bisa mengikuti BK PON. Dan sudah pasti terganti dengan atlet asal kabupaten lainnya, yang tentu saja sudah tersertifikasi atau sudah ikut grading.
Sehingga harapannya, Camp Kick Boxing yang ada di Kabupaten Banggai agar bisa lebih banyak mengikuti Grading Belt. Sehingga tersertifikasi sebagai atlet resmi KBI.
“Biaya grading yang relatif mahal plus grading luar kota yang membuat kendala bagi atlet Banggai sehingga belum bisa mengikutinya. Menurut kami harus ada grading di Luwuk, untuk memudahkan atlet kami,” tutup Oni Larau. *
Reporter Sofyan Labolo
Discussion about this post