PALU— Tim sekolah sepak bola (SSB) Labuan Beru U-14 Palu jawara pada ajang Liga TopSkor Seri Sulawesi Tengah (Sulteng) 2022.
Sekalipun resmi sebagai duta Sulteng pada Liga TopSkor tingkat nasional, namun pemerintah setempat tidak memberikan kontribusi. Managemen SSB Labuan Beru pun putar otak, dengan menggalang dana secara sukarela.
Berstatus tim terkuat di Sulteng, SSB yang berkedudukan di Kelurahan Taipa, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu ini mengalami barikade untuk mewujudkan berlaga di tingkat nasional.
Pelatih kepala SSB Labuan Baru, Haris mengaku, setelah menjuarai Seri Sulteng, manajemen tim giat memantapkan persiapan pemain dengan meningkatkan kedisiplinan, fisik dan kekompakan bermain anak-anak asuhnya.
Karena dalam event nasional itu, SSB Labuan Beru menargetkan lolos pada semi finasl Liga TopSkor Nasional.
Saat ini SSB Labuan Beru masih berusaha mencari dana pemberangkatan ke Jakarta dengan pemerintah. Namun hingga saat ini pemerintah Provinsi Sulteng dan Kota Palu seakan mengabaikan semuanya, dengan segala macam dalih prosedural di atas kertas.
“Kami berangkat bawa nama daerah. Sangat kami sayangkan jika pemerintah daerah tidak mensupport ini. Jujur kami kecewa pada Pemerintah Provinsi dan Kota Palu. Waktu kampanye Pilkada katanya akan mendorong lahirnya bibit-bibit pesepakbola dari Sulteng. Hari ini terbukti, ternyata itu semuanya bohong,” keluhnya, di Palu, Jumat (17/06).
Meski tiga hari sebelum pemberangkatan belum ada dana dari pemerintah daerah, pelatih bertangan dingin itu optimis masih bisa memberangkatkan tim ke Jakarta. Karena pihaknya masih terus berupaya mencari dana sukarela dari masyarakat.
“Rencana pemberangkatan Minggu 19 Juni 2022. Karena dana dari pemerintah tidak ada, kami menerima dana sukarela dari masyarakat untuk mendukung operasional,”
Sukarela Warga
Haris mengaku, sumbangan sukarela warga yang terkumpul, sudah memenuhi dana transportasi untuk pemberangkatan ke Jakarta. Tetapi, dana transportasi dan akomodasi selama di Jakarta belum terpenuhi.
“Dana yang terkupul hingga hari ini sudah bisa menalangi biaya transportasi ke Jakarta. Yang belum ada transportasi dari Jakarta ke Kota Palu dan akomodasi selama di Jakarta. Tim sudah siap tapi dana yang menjadi kendala kami,” akunya.
Haris berpesan kepada Pemerintah daerah, jika ada persoalan-persoalan pribadi atau kelompok di jajaran kepengurusan Asprov PSSI Sulteng, sebaiknya tidak sampai berdampak kepada SSB.
“Marilah kita bersama kalau mungkin ada persoalan internal Asprov PSSI, saya kira dilupakan semua itu. Tentunya, dalam suasana seperti ini semua harus berpikir positif untuk mendukung pengembangan minat dan bakat dari pesepakbola usia dini, yah mungkin dari sini muncul lagi Witan-witan baru dari daerah ini,” pintanya.
Haris menekankan, sejauh ini SSB di Sulteng termasuk SSB Labuan Beru memiliki semangat untuk melahirkan generasi pesepakbola berbakat seperti Witan Sulaeman, yang telah membawa nama besar daerah ke tingkat nasional. Namun, terbelenggu oleh sikap ketidak pedulian dari pemerintah daerah.
“Kami kecewa, niatnya ingin mendukung pemerintah untuk memajukan pengembangan bakat khususnya sepak bola, namun kami merasa sia-sia saja. Setiap hari kami melatih dan mengasah skill anak-anak, tapi setelah sukses justru pemerintah yang seakan ingin mengubur impian dari anak-anaknya sendiri,” tegasnya.
Dipenghujung Haris menyentil tentang penyelenggaraan Liga ASN Sulteng yang baru saja dihelat Pemerintah Provinsi.
Menurutnya, Liga ASN yang digulir dengan tujuan mempererat silaturahmi sesama ASN se Sulteng hanyalah membuang-buang APBD.
Kemudian, masifnya laga touring tim Allstar hingga keluar daerah, yang juga diduga menggunakan dana APBD.
“Sebaiknya dana itu digunakan untuk pembinaan bibit-bibit muda, Sulteng ini banyak pemain muda yang memiliki potensi. Kalau Liga ASN tujuannya silaturahmi antar ASN, itu juga kami katakan gagal. Karena, pada akhirnya saling protes antara daerah satu dengan daerah lain. yang ada hanya menciptakan permusuhan,” tandas Haris menutup. *
Discussion about this post