(Ramadhan Pertama)
كل عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي
Dalam hadits qudsi Allah berfirman;
Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya. Satu macam kebaikan akan diberi ganjaran pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat di sisi Allah.
Kecuali puasa. Karena puasa itu adalah untuk-Ku, dan Aku sendirilah yang akan memberi ganjaran pahalanya. Diantara penyebab Allah memuliakan orang yang berpuasa karena, kita berani meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannya karena Allah (HR. Muslim)
Kesimpulan hadits;
1. Pahala puasa tidak ada batasannya. Sedangkan pahala amalan-amalan lain dilipatgandakan antara 10x sampai 700x.
2. Ada dua sebab mengapa pahala puasa tidak ada batasannya:
Pertama, karena amal-amal lain seperti Shalat, Zakat, Haji, dsb bisa dilihat oleh orang-orang. Sedangkan puasa adalah ibadah rahasia antara hamba dengan Rabb-Nya. Inilah maksud penggalan hadits “karena puasa itu adalah bagi-Ku”
Kedua, kebanyakan ibadah-ibadah berputar pada dua hal: mengeluarkan harta atau menggerakkan badan untuk menggapai ridha Allah.
Sedangkan puasa melatih jiwa untuk tidak marah, tidak mencaci, dsb, juga bersabar menghadapi rasa lapar dan haus yang menyebabkan badan kurus, inilah maksud penggalan “ia telah meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannya karena-Ku”
Tingkatan orang berpuasa ada tiga:
Pertama, hanya tidak makan dan minum saja
Kedua, menjaga anggota tubuhnya dari berbuat maksiat
Ketiga, menjaga hatinya agar selalu ingat kepada Allah Ta’ala Syaikh Al-Amin Al-Hariri menyatakan bahwa para ulama ijmak, keutamaan pahala puasa dalam hadits ini hanya khusus bagi mereka yang berpuasa dan selamat dari berbuat maksiat bukan untuk tiap orang yang berpuasa. Wallahu A’lam. *
Ustad H. Suardi Kandjai
Discussion about this post