H. Suardi Kandjai
DARI Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ.
Artinya:
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti puasa satu tahun.” (Diriwayatkan oleh Muslim, no. 1164).
Beberapa Keutamaan Puasa Syawal:
Pertama: Bahwa puasa enam hari di bulan Syawal, menyempurnakan puasa setahun penuh.
Kedua: Puasa Syawal dan puasa Sya’ban seperti shalat sunnah rawatib sebelum dan sesudah shalat wajib. Sehingga dengan hal itu sempurnalah cacat dan kekurangan dalam ibadah wajib.
Ketiga: Membiasakan puasa setelah Ramadhan merupakan tanda diterimanya puasa Ramadhan. Karena apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima amalan seorang hamba, maka Dia akan memberinya taufik untuk melakukan amalan shaleh setelahnya.
Keempat: Puasa Ramadhan mengharuskan diampuninya dosa-dosa yang telah berlalu. Dan orang yang berpuasa Ramadhan akan disempurnakan pahala mereka pada hari Raya Iedul Fitri. Maka, membiasakan puasa setelah Ramadhan merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini, karena tidak ada nikmat yang lebih besar daripada diampuninya dosa-dosa.
Kelima: Bahwa amalan-amalan yang biasa dilakukan oleh seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Rabbnya di bulan Ramadhan, itu semua tidak dengan berakhirnya bulan Ramadhan. Tetapi amalan-amalan itu tetap berlangsung setelah selesainya Ramadhan selama hamba tersebut masih hidup. *
Discussion about this post